Surabaya, kartanusa.id – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA swasta Kota Surabaya disingkat MKKS SMA Swasta Surabaya merupakan forum perkumpulan kepala sekolah SMA swasta se-Kota Surabaya, terus belajar menjawab tantangan demi mewujudkan pendidikan yang tepat agar tidak tidak tertinggal oleh zaman.
Salah satunya melihat dari dekat aktivitas, fasilitas pendidikan dan manajemen di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) pada Selasa (23/1/2024) yang memiliki peran strategis dan menjadi garda terdepan diplomasi pendidikan di Malaysia sebagai bagian dari transfer pengetahuan dan pengalaman, khususnya pengelolahan pendidikan berkelanjutan atau satu atap dari TK, SD, SMP dan SMA serta bagian dari penguatan kerja sama internasional dengan mitra luar negeri.
Ir Sudarusman yang turut serta dengan rombongan MKKS SMA Swasta Surabaya menuturkan, kunjungan ke SIKL sangat tepat bagi saya yang baru dilantik sebagai direktur penjamin mutu dan branding Muhammadiyah Boerding Area Sport Art and Sains (MBA Spartans).
“Tidak sekedar berkunjung, tapi benar-benar menjadi pembelajar yang baik, dengan mendengar dan melihat langsung banyak program yang telah berhasil dilaksanakan di SIKL, khususnya mengelola pendidikan berkelanjutan dari TK, SD, SMP dan SMA,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Sudarusman, MBA Spartans Surabaya juga menginisiasi program belajar bersama berkelanjutan antara siswa MBA Spartans dengan siswa SIKL.
“Saya berharap, kunjungan kali ini ke SIKL menambah kesempurnaan gagasan penyelenggaraan sekolah berkelanjutan Muhammadiyah satu atap berbasis area, dari KB, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Memengah Atas dan Pendidikan khusus Inklusi, serta Pendidikan Non Formal secara terpadu dalam satu area,” terangnya.
“Melalui kunjungan ini diharapan persepsi, prilaku, dan sikap berubah sesuai dengan yang diharapkan dapat cepat terealisasi,” imbuh Sudarusman selaku direktur penjamin mutu dan branding MBA Spartans.
Sementara itu, Frini Napasti MPd selaku kepala SIKL dalam sambutannya menyampaikan, di SIKL ini jenjang sekolahnya dari TK, SD, SMP dan SMA, namun satu kepala sekolah.
“Kepala sekolahnya hanya satu, bahkan tidak sedikit ada siswa berada diluar sekolah yang masuk kategori pendidikan non formal, namun tetap dibawah SIKL,” ungkapnya.
Lanjut Frini, kurikulumnya sama dengan sekolah di Indonesia pada umumnya, yaitu kurikulum 2013 terintegrasi dengan kurmer. Tetapi ada muatan khusus atau lokal kurikulum Malaysia yang fokus pada mapel bahasa, salah satunya bahasa Inggris.
“Kalender pendidikan di SIKL sama dengan sekolah di Indonesia diawali bulan Juli diakhiri bulan Juni, sedang pendidikan di Malaysia diawali bulan Januari diakhiri bulan Desember. Dan siswa tidak dipungut biaya, tidak ada bayar SPP,” tandas Frini Napasti selaku kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur asli dari Tarakan Indonesia. (Sudarusman)
