Surabaya, kartanusa.id – Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Amal Usaha Aisyiyah Bidang Kesos dengan Tema Mewujudkan Layanan Profesional, Mandiri dan Mencerahkan di Hotel Gunawangsa Mer Surabaya, Sabtu-Ahad (3-4/2/2024)
Kegiatan ini diikuti oleh 68 peserta dari unsur PDA MKS, Amal Usaha dibidang Kesos yang terdiri dari LKSA, BAKESOS, Daycare Lansia se Jawa Timur .
Hadir juga ketua Pimpinan Wilayah Jawa Timur Dra Rukmini MAP memberikan sambutan sekaligus membuka acara workshop Pengelolaan Amal Usaha ‘Aisyiyah bidang Kesos.
Rukmini menyampaikan 4 pilar dalam mendirikan Amal Usaha,
Pertama, Majelis Paud Dasmen: memiliki amal usaha.
Kedua, Majelis kesehatan: mendirikan rumah sakit.
Ketiga, Majelis Kesejahteraan Sosial dalam surat Al Maun yang melahirkan panti asuhan.
Keempat, Majelis ekonomi dan ketenaga kerjaan.
Sebagai penyanggah aktivitas organisasi 3 majelis lainnnya adalah membantu seperti MPK, MHH, MTK.
Lebih lanjut, dia berpesan MKS masuk pilar utama karena pertama kali mendirikan gerakan Al Maun tidak hanya memberikan santunan tetapi bisa melahirkan pikiran yang maju.
Hadir juga perwakilan MKS Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Asfiyah menyampaikan materi terkait kebijakan PP ‘Aisyiyah tentang Sosial Protection dan Pengelolaan Manajemen AUA bidang Kesos.
Adanya kebijakan baru terkait pengelolaan Amal Usaha ‘Aisyiyah yaitu LKSA, Santunan Keluarga ‘Aisyiyah (SKA), Day Care Lansia , Rumah Sakinah dan BAKESOS.
Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur Prof Dr Tri Sulistyà ningsih MSI menjelaskan, Pelaksanaan Kegiatan ini untuk pendampingan di daerah berdasarkan matrik program yang telah dibuat setelah Musyawarah Wilayah, sehingga diharapkan seluruh PDA MKS dan AUA kesos se-Jatim di fokuskan pada tata kelola AUA Kesos dan keberlanjutan program agar PDA MKS Se-jatim bisa melaksanakan program dan mengelola amal usaha ‘Aisyiyah yang dimiliki di daerah.
“Tujuan Kegiatan ini Terwujudnya SDM PDA MKS dan AUA Kesos yang memiliki kompeten dalam pengembangan AUA di daerah.
Meningkatkan kualitas layanan, perawatan, dan perlindungan yang diberikan oleh AUA Kesos,” ujarnya.
“Memastikan AUA Kesos memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan diantaranya melalui akreditasi dan pengakuan lainnya,” Tegasnya.
Dalam perjalanannya banyak bermunculan AUA kesos dan keberhasilan yang telah dilakukan oleh beberapa Daerah yang ada di Jatim, seperti komitmen pada hasil RTL PWA MKS periode sebelumnya yaitu membuat Amal Usaha kesos sehingga MKS tidak hanya mengelola panti tetapi masalah yang muncul di masyarakat.
“Permasalahan perempuan dan anak, seperti kekerasan perempuan dan anak yang masuk di BAKESOS, perempuan dan anak yang ditinggal meninggal ortunya karena dampak covid-19 dan masalah yang lainnya, maka daerah membuat amal usaha seperti santuan keluarga untuk membantu masyarakat dhuafa,” Tambahnya.
Disamping penyelesaian kendala dan isu-isu diatas, pendampingan tidak akan berakhir untuk menyelamatkan generasi emas, tentunya bagaimana hal-hal yang sudah dilakukan pada saat pendampingan dan pengembangan AUA akan terus dijalankan oleh daerah.
“Berdasarkan dengan hal tersebut, maka diperlukan strategi dan pedoman teknis untuk mengoptimalkan pengembangan AUA, pendampingan dan pengendalian dilapangan agar SDM dan pendamping bisa ahli kelola amal usaha ‘aisyiyah di daerah dan keberlanjutan program dapat berjalan dengan baik,” tuturnya.
“Semoga workshop ini dapat memberikan manfaat bagi MKS PDA dan AUA kesos untuk menindak lanjuti program di masing2 daerah dan saling bersinergi, untuk mewujudkan AUA kesos profesional, mandiri,dan mencerahkan,” tandas Tri Sulistyaningsih. (Dwi Hasna/Yuda)