LSBO Kota Batu Gelar Kajian
Batu, kartanusa.id – Lembaga Seni dan Budaya Muhammadiyah (LSBMU) Kota Batu menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Kekuasaan: Ngaji dan Baca Puisi” bertempat di Galeri Raos Kota Batu, Ahad (25/2/2024).
Kajian tersebut seperti yang dituturkan oleh Mu’ad Roziqin sebagai salah satu peserta, dihadiri oleh Kiyai Cepu selaku nara sumber dari PP Muhammadiyah, Tsalis Rifa’i, S.T., M.T. selaku Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah Kota Batu, Muchlis Arif, selaku Wakil Ketua Bidang LSBMU Kota Batu, dan puluhan pegiat seni Kota Batu.
Pada kesempatan tersebut, Bunda Murni Novida Wardany, selaku Ketua Kwartir Daerah Hizbul Wathan Kota Batu yang pada awal bulan Februari tahun 2024 terpilih sebagai Wakil Ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur pada Musyawarah Wilayah Hizbul Wathan , ikut serta membacakan puisi sebagai pembuka acara.
Bagi Bunda Murni (demikian sapaan akrabnya di lingkungan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan) yang mempunyai nama pena Murni Maniez, membaca puisi adalah hal yang biasa karena hobi. Tetapi membaca puisi di hadapan Kiyai Cepu, selaku Anggota LSBMU Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan stake holder Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Batu, serta puluhan pegiat seni senior di Kota Batu adalah hal yang tidak biasa. Ada rasa grogi sekaligus bangga telah mendapat kesempatan untuk bisa tampil di acara tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Bunda Murni membaca puisi berjudul “Menorehkan Luka” buah karyanya sendiri yang ditulis persis di bulan Februari setahun yang lalu. Puisi tersebut mengandung pesan moral mengenai hilangnya kebermaknaan dalam hidup yang disebabkan oleh kesombongan dan ulah arogansi manusia.
Selain itu, dalam puisi tersebut Bunda Murni juga menyelipkan sebuah pesan betapa sikap diskriminatif dalam kehidupan akan berdampak pada ketimpangan dan kesenjangan jalinan kehidupan sosial.
Berikut isi lengkap puisinya :
Menorehkan Luka
Karya: Murni Maniez
Nasi sudah menjadi bubur
Harumnya aroma bunga sedap malam pun mulai memudar
Kini semua telah sirna tertiup angin sepoi-sepoi
Hanya menyisakan derasnya air mata yang menganak sungai
Meninggalkan kenangan yang dulu pernah kau torehkan
Kau tinggalkan sosok yang dulu pernah kau agungkan
Sosok cinta sejati yang kini telah menjadi jasad
Sejak kau buang dan hempaskan ke lautan yang paling dalam
Terseret arus dan ombak yang bergulung-gulung
Hingga tiada tersisa meski kau cari serpihannya
Bersama kau memang tak mudah
Banyak burung berkicau dalam sangkar emas yang selalu kau rindukan
Semua ingin kau dengarkan suara merdunya
Tapi tak kau biarkan aku ikut bernyanyi bersama mereka
Tidakkah kau memikirkan bagaimana nasib diriku
Aku adalah pelacur yang tak kau pedulikan
Bahkan upah pun tak pernah kau tanyakan
Meskipun sesekali kulihat kau tampak peduli
Saat kulihat senyum tulus yang kau berikan hanya untukku
Membuatku merasa terbang ke kahyangan
Andai kau tahu seberapa besar cintaku
Tertancap di hati meski penuh luka
Luka yang masih terlihat menganga
Perih meski tak seberapa pedih
Jika teringat atas apa yang kau lakukan padaku
Kota Batu_14 Februari 2023