Friday, March 21, 2025
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
iklan_klikmu2025
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Sulitnya Menjadi Petugas Muhammadiyah

Sulitnya Menjadi Petugas Muhammadiyah

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Kader Kokam Diklatsar Sleman-DIY)

Kader Muhammadiyah itu ada di mana-mana dan tidak ke mana-mana, yang membuat diaspora Kader ada di berbagai institusi negara, institusi pemerintahan, institusi swasta dan lainnya. Semua Kader memiliki ciri dan karakter masing-masing dalam bermuhammadiyah, sehingga antara satu individu pasti berbeda dengan individu lainnya baik tokoh elit, pimpinan struktural, anggota majelis, warga kultural sampai pada simpatisan Muhammadiyah itu sendiri. Karena Kader Muhammadiyah lahir itu beragam ada yg kader ideologis, biologis, AUM sekolah, AUM PTMA, panti asuhan, melalui ortom, afiliasi komunitas, dan juga karena kesadaran ingin menjadi bahan warga Muhammadiyah.

Kader Muhammadiyah yang paling rumit itu adalah Kader yang sekaligus juga sebagai kader partai politik yakni politisi atau politikus baik yang berpolitik berjenjang atau pun yang hanya musiman ketika pemilu masuk dalam kontestasi timses pilpres dan pileg saja. Kader Muhammadiyah itu harusnya adalah petugas Muhammadiyah dimana pun berada baik di pemerintahan, LSM, partai, dan lainnya. Diantar semuanya yang paling rumit adalah petugas Muhammadiyah di Partai politik, sebab sering kali karena sudah masuk dalam lingkungan circle partai menjadi hilang dan lemah sebagai petugas Muhammadiyah di partainya. Hal ini dikarenakan ideologi partai seringkali berbeda pandangan dengan ideologi Muhammadiyah, karena partai itu basisnya elektoral, elektabilitas dan kemenangan. Sedangkan Muhammadiyah itu gerakan dakwah keagamaan, sosial, kesehatan dan pendidikan secara garis besar.

Sulitnya menjadi petugas Muhammadiyah di Partai politik, di parlemen senayan, di kabinet kementerian maupun di hakim pengadilan. Justru yang paling mudah ialah menjadi petugas partai di Muhammadiyah, menjadi petugas pemerintahan di Muhammadiyah, menjadi petugas negara di Muhammadiyah. Seberapa pun hebatnya perjuangan, seberapa pun lamanya proses pengkaderan dan seberapa panjangnya pin bermuhammadiyah jika sudah jadi kader partai itu umumnya lebih dominan menjadi petugas Partai di Muhammadiyah. Ini membuat polemik dan dinamika bermuhammadiyah sedikit naik tensi nya ketika menjelang pemilihan umum. Berat jadi petugas Muhammadiyah di Partai politik apalagi dalam pemerintahan maupun di gedung senayan, sebab ada mekanisme yang harus dilalui. Petugas Muhammadiyah di pemerintahan memang terkadang dapat banyak membantu urusan yang sifatnya politis maupun problematika administrasi. Ini yang kadang membuat para pejuang kursi jabatan oleh kader politik Muhammadiyah terus diupayakan.

Indonesia seharusnya sudah menjadi negara yang menerapkan demokrasi modern dengan tujuan untuk memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang tanpa memandang apapun baik suku, agama, ras, budaya, organisasi, kelompok, golongan dan aspek lainnya. Akan tetapi demokrasi Indonesia terkadang unik dan lucu, sebab demokrasi sering kali dikebiri dan dimodifikasi oleh penguasa sesuai hasratnya. Era semakin maju dan teknologi terus berkembang, akan tetapi sistem negara dan pemerintahan justru kembali ke era klasik san era keterbelakangan layaknya era dark age. Indonesia tidak kehabisan sumber daya manusia hebat, cerdas, maju dan berprestasi, melainkan kelangkaan etika, adab, akhlak, moral, integritas dan kejujuran yang otentik. Selain tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, juga mengakhlakkan kehidupan bangsa yang baik lagi benar.

Bertapapun sulitnya menjadi petugas Muhammadiyah, baik di partai, parlemen, kabinet dan semuanya itu tetaplah untuk mengamalkan Islam berkemajuan yang menggerakkan, mencerahkan dan membahagiakan. Hiruk pikuk kehidupan politik di Indonesia maupun politik praktis 5 tahun itu, harusnya mampu dihadapi dengan nilai keislaman dan kemuhammadiyahan yang sesungguhnya. Jangan sampai lupa diri terhadap Muhammadiyah yang menjadi organisasi pembawa peringatan hidup kita agar sadar akhirat, karena sibuknya dengan keindahan dan kenikmatan dunia yang penuh aroma kekuasaan, kehormatan dan kekayaan itu. Agar setiap langkah dapat dijalani dengan lebih baik, sehingga tidak ada alasan lagi mengatakan sulitnya menjadi petugas Muhammadiyah, melainkan Nikmatnya menjadi petugas Muhammadiyah di manapun berada. Karena semua dijalani hanya karena mengharapkan rdhi Allah semata, dengan memperjuangkan cita-cita Muhammadiyah mewujudkan masyarakat Islami dengan sebenar-benarnya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles