Friday, September 13, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Turba LPHU PWM Jawa Timur Edisi 5, Dorong Terbentuknya LPHU dan KBIHU di Daerah

Turba LPHU PWM Jawa Timur Edisi 5, Dorong Terbentuknya LPHU dan KBIHU di Daerah

Surabaya, kartanusa.id – Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur melaksanakan kunjungan atau turba yang kelima di di Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) jalan Wuni Nomor 9 Surabaya, Sabtu (2/3/24).

Turba tersebut adalah yang kelima setelah pertama dilaksanakan di Kediri, Probolinggo, Malang, dan Bojonegoro yang dihadiri LPHU  Surabaya, kota dan kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, juga hadir dari Nganjuk.

Dibuka oleh Ketua LPHU Surabaya yang juga sebagai tuan rumah pada pagi hari ini yakni Drs H Suba’i menyampaikan selamat datang dan terima kasihnya atas kehadiran di Pusdam Surabaya.

Sebelumya ustadz Drs H Masyhad Bahri anggota KBIHU Muhammadiyah Surabaya, divisi Haji membacakan  surat Ibrahim ayat 35 – 41.

PDM Surabaya yang diwakili oleh Drs H Marjuki MAg menceritakan tentang sejarah berdirinya KBIHU Muhammadiyah kota Surabaya pada tahun 95-an dengan mengenalkan sesepuh dan pendiri KBIHU Muhammadiyah Surabaya kyai Abdul Wahid Syukur berusia 78 tahun.

Turba dibuka oleh ketua LPHU Jawa Timur DR H Sam’un, dalam sambutannya dijelaskan bahwa LPHU merupakan lembaga baru yang perlu disosialisasikan di tiap daerah.

“KBIHU bisa dikatakan sebagai AUM, maka perlu LPHU dan KBIHU harus selalu koordinasi serta komunikasi,” tuturnya.

Lanjut DR H Sam’un, ada beberapa yang perlu diperhatikan yakni,
Pertama, Kelembagaan, di setiap daerah masih ada KBIHU tetapi belum ada LPHU, dan sebaliknya ada LPHU belum ada KBIHU, tetapi ada juga yang tidak ada keduanya, maka perlu dibentuk bagi yang blm ada.

Kedua, Bimbingan/Pembinaan, yakni dakwah khusus kepada jama’ah karena kita ketahui 3  bulannya manasik di Indonesia dan 40 hari di tanah suci, pembuatan pedoman pelaksanaan Haji, juga tata kelola.

Ketiga, Jamaah, yakni menjaring jama’ah sebagai syiar dan menjadi keluarga besar. (Sutikno/yud)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles