FGD Riset Penulisan Sejarah Muhammadiyah Surabaya Hadirkan Nara Sumber Surabaya Heritage Society
Surabaya, kartanusa.id – Aula Pusat Dakwah Muhammadiyah kembali ramai dengan kehadiran perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Surabaya oleh karena diselenggarakannya acara Focus Group Discussion (FGD) Riset Penulisan Sejarah Muhammadiyah Surabaya, dengan mengundang perwakilan Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi (MPID) yang ada di PCM se-Surabaya, Ahad (3/3/24).
Acara FGD kali ini merupakan langkah awal persiapan penelitian lanjutan sejarah Muhammadiyah Surabaya. Setelah diterbitkannya buku Babad Muhammadiyah Surabaya yang menceritakan seabad sejarah Muhammadiyah Surabaya maka dipandang perlu untuk melanjutkan lagi proses penulisan agar menghasilkan tulisan sejarah yang tuntas.
Dihadiri total ada 50 peserta wakil dari MPID PCM se-Surabaya. Para peserta inilah yang nantinya akan menjadi ujung tombak di masing-masing cabang dalam mengumpulkan data dan tulisan sejarah.
Dalam sambutannya, Drs H Suhadi M Sahli menyampaikan bahwa penulisan sejarah lokal Muhammadiyah harus digalakkan.
“Penulisan (sejarah) harus kita galakkan, dan kita harus bersemangat dalam menulis. Tulis semua peristiwa yang kita lakukan sehingga jadi dokumen sejarah yang bermakna bagi generasi kita yang akan datang. Hal itu juga sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam surat Al A’raf ayat 176,” tuturnya sembari mengutip potongan ayat.
Acara kali ini menghadirkan sosok pemateri muda yang juga guru SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Dio Yulian Sofansyah MPd yang memaparkan materi terkait langkah penelitian sejarah.
Dio merupakan seorang guru yang memiliki fokus keilmuan sejarah. Hal itu dibuktikan dengan banyak sekali karya tulisan sejarahnya yang diterbitkan oleh berbagai penerbit.
Salah satunya adalah buku tentang kisah sejarah kerja paksa masa Jepang atau yang dikenal dengan romusha. Buku tersebut berjudul Propaganda Romusha sandiwara dari Jepang. Buku yang kemudian melejitkan nama Dio sebagai penulis muda yang karyanya menjadi best seller.
“Menulis itu tidak mudah, apalagi menulis sejarah. Dalam tahapannya kita harus bisa melalui tahapan penulisan sejarah. Mulai dari penentuan tema dan topik, lalu kemudian mencari sumber, mengkritik dan mengintepretasikan, hingga yang terakhir menuliskan interprestasi dari data yang kita dapat.” ujar sosok guru muda yang sekarang menjadi pengurus Surabaya Heritage Society ini.
Dio memaparkan, materi penelitian sejarah kurang lebih sekitar 60 menit. Dari pemaparan materi yang diberikan oleh Dio, peserta terlihat antusias dilihat dari banyaknya interaksi yang muncul.
“Mulai dari peserta yang mengajukan pendapat hingga bertanya lebih dalam terkait langkah-langkah penulisan sejarah” paparnya.
“Materi ini adalah bekal bagi para pengurus PCM untuk kemudian melakukan tindak lanjut penulisan tokoh lokal Muhammadiyah di tingkat cabangnya masing-masing,” imbuhnya.
Sementara itu, Drs H Andi Hariydi MPdI selaku ketua MPID PDM Surabaya dalam keterangan penutupnya sempat menyampaikan keprihatinan terkait kurangnya penulisan sejarah tokoh-tokoh Muhammadiyah.
“Saya sering dengar nama tokoh-tokoh Muhammadiyah di berbagai wilayah di Surabaya. Tapi kadang-kadang susah mencari artikel tulisannya. Padahal sosok tersebut punya peran penting di cabang bahkan di Pimpinan Daerah,” ujarnya.
“Jadi harapan saya, langkah awal riset ini bisa membantu kita semua untuk menambah literasi terkait kisah panjang perjalanan Muhammadiyah di Surabaya,” pungkasnya mengakhiri acara. (Miftah/Yuda)