Sunday, September 8, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Pelatihan Produksi Tempe MEK PCM Sambikerep Surabaya

Pelatihan Produksi Tempe MEK PCM Sambikerep Surabaya

Surabaya, kartanusa.id – Majelis Ekonomi PCM Sambikerep, Bapak Rusyadi Warianto bekerja sama dengan Seksi Usaha Masjid Al-Huda Sambiroto, Bapak Nuswanggono mengadakan pelatihan produksi tempe pada hari Ahad, 3 Maret 2024 di Masjid Al-Huda Sambiroto Sambikerep Surabaya.

Pelatihan yang diikuti oleh 35 orang peserta ini dimulai pukul 09.00 – 11.30 WIB. Peserta hanya dikenakan biaya Rp 50.000, mereka mendapatkan souvernir dari QMAS M dan Mie LezatMu serta makan siang.

Dalam sambutannya Bapak Rusyadi menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal untuk mencetak 100 pengusaha baru di Surabaya Barat. Selanjutnya akan diadakan secara rutin setiap bulan pelatihan dalam bidang keahlian yang berbeda beda.

Pelatihan ini dibuka oleh Ustadz Muhammad Syafi’i, Ketua PCM Sambikerep dan menyampaikan bahwa saat ini kondisi ekonomi negara memang sedang tidak baik baik saja.

“Mencari pekerjaan sangat sulit, pengangguran semakin bertambah. Oleh sebab itu Pelatihan semacam ini adalah solusi bagi umat agar bisa sukses di tengah kesulitan ekonomi bangsa,” ujarnya.

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah mempunyai misi: “Melakukan pelatihan SDM dengan muatan kewirausahaan yang kental”.

Sedangkan Masjid Al-Huda mempunyai tema besar tahun 1445H : “Memantapkan Kemandirian Masjid Menuju Kesejahteraan Umat.”.

“Maka ketika dua landasan ini disinergikan dalam waktu yang terukur, insyaAllah akan menghasilkan kemajuan dan kemaslahatan umat,” tuturnya.

Diakhir sambutan, Ketua PCM Sambikerep melaunching Program Pelatihan mencetak 100 pengusaha muslim dengan penyerahan cinderamata mata ke Bang Jarwo dan salah satu peserta. Sedangkan Bang Jarwo menyerahkan Sebuah Buku Kisah inspiratif “Jarwo Susanto Si Arek Dolly”.

Kisah Bang Jarwo Berbisnis Tempe

Bang Jarwo yang nama lengkapnya Jarwo Susanto memulai pelatihan dengan kisah dirinya sampai berbisnis tempe.

Kisah itu bermula ketika bang Jarwo dan teman-temannya menolak penutupan Lokalisasi Dolly. Maklum saat itu dia dan teman temannya yang membuka warung kopi di daerah Dolly mempunyai penghasilan yang terbilang sangat besar.

Penolakannya tersebut hingga membuat ulah yang merugikan kepentingan umum sehingga mengakibatkan kakak dan teman temannya ditangkap polisi dan Jarwo menjadi DPO. Karena itu Jarwo kemudian kabur dari kejaran polisi, berpindah pindah tempat dari Tandes, Benowo, Sidoarjo sampai Malang.

Dalam pelariannya itulah Jarwo tinggal di saudaranya di Sidoarjo yang memproduksi tempe. Di situ Jarwo membantu produksi tempe sehingga dia mendapatkan ilmu dan ketrampilan membuat tempe.

Setelah lebih dari satu bulan kabur, istrinya minta dia pulang. Dia bingung. Namun pada saat yang hampir bersamaan ada pengumuman bahwa Kasusnya di P21.

Akhirnya Bang Jarwo pulang ke rumah, namun jadi bingung mau bekerja sebagai apa, karena Dolly saat itu sudah berubah total. Dari yang tadinya ramai jadi sepi. Saat itulah terlintas dalam pikirannya untuk membuat tempe dan dijual.

Proses Pelatihan

Peserta pelatihan sangat bersemangat, banyak pertanyaan dilontarkan oleh peserta selama penjelasan teori. Begitu juga ketika sesi praktek, sambil mengerjakan proses demi proses, dialog terus berlangsung.

Proses pembuatan tempe dimulai dari perendaman kedelai, kemudian direbus, dipisahkan dari kulitnya, dipecahkan kulitnya, direbus kembali, dipilah dari kulitnya lagi kemudian peragian, didiamkan sehari hingga dua hari dan jadilah sebuah tempe.

Nah ketika sudah berhasil membuat tempe, bisnis belum dikatakan berhasil, karena masih ada tahapan lagi yaitu memasarkan.

Hal ini juga tidak mudah karena harus bisa membranding tempe sehingga disukai konsumen.

Bang Jarwo sendiri awalnya membranding tempe nya dengan nama “Tempe Dolly”. Pemasaran tempe itu tidak cepat. Banyak kritik agar tidak menggunakan nama Dolly karena masih berkonotasi negatif.

Kemudian atas usulan pak lurah, dirubahlah merk Dolly menjadi merk Tempe Mandiri Jaya. Dengan merk ini, coba dijalankan, namun belum ada perubahan kenaikan omzet. Jarwo terus berfikir, sampai akhirnya dia melihat film TV yang lagi Booming, yaitu Film “Sopo Jarwo”. Dari situ dia punya ide untuk merubah merk tempenya menjadi Tempe Bang Jarwo (yud)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles