Fantastis! DAFI Pesantren Al Quran Science Borong Sembilan Gelar FAI Tingkat Nasional
Sidoarjo, kartanusa.id – DAFI Pesantren Al Quran Science merupakan yayasan pondok pesantren yang berlokasi di dua tempat, pondok putra di Jalan Putera Bangsa No. 1 Desa Anggaswangi, Sidoarjo dan pondok putri di Jalan Baitul Mustaqim No. 1 Desa Sarirogo, Sidoarjo ini telah sukses mengantarkan santrinya berprestasi di tingkat nasional.
Ajang FAI Got Talent 2024 ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 02 Maret 2024 yang menjadi salah satu kompetisi terbesar nasional. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo untuk mencari para talenta muda yang sangat berbakat dan berpotensi menjadi generasi muslim yang gemilang di masa yang akan datang.
DAFI Pesantren telah mengirimkan para delegasi terbaiknya dari jenjang SMP dan MA untuk berlomba dan menjadi yang terbaik di tingkat nasional.
Sembilan gelar juara yang diraih antara lain: juara 1 arabic storytelling, juara harapan 6 olimpiade ekonomi Islam, juara harapan 6 MHQ kategori B, juara 2 DAI Muda, juara harapan 5 MHQ kategori B, juara harapan 2 MHQ kategori B, juara harapan 4 Olimpiade PAI SMP, juara harapan 5 DAI Muda, dan juara harapan 2 Arabic storytelling.
Salah satu pendamping guru DAFI Pesantren Al Qur’an Science, Rijal Mujahidin, A.Ma. menyampaikan rahasia strategi suksesnya adalah dengan pendampingan rutin diberikan kepada para santri dengan melakukan evaluasi terhadap setiap penampilan atau karya mereka.
“Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi area yang masih kurang sehingga para santri dapat meningkatkan penampilan mereka secara maksimal saat memasuki hari perlombaan dan tampil dengan penuh kemampuan,” ujarnya.
“Sehingga kami para pendamping menyatakan Alhamdulillah, kebahagiaan meluap saat melihat para santri meraih penghargaan yang setimpal dengan perjuangan mereka,” imbuhnya.
Salah satu santri yang berhasil menjuarai FAI Got Talent 2024 adalah A’thif Alayya yang merupakan santri kelas 9F dari SMP DAFI berhasil meraih juara harapan 2 kategori Arabic Story Telling 2024.
Dia menyampaikan alasan keikutsertaannya adalah ingin mencoba untuk keluar dari zona nyaman, karena selama ini saya hanya stuck di bidang bahasa inggris.
Selain itu, Alayya sapaan akrabnya memiliki motivasi yakni mau mengembangkan skill berbahasa arab, dan ingin mencoba serius di bahasa arab karena selama ini merasa nggak terlalu bisa di bahasa arab, jadi mau challenge diri sendiri.
Alayya menanggapi, “mengikuti lomba ini, ternyata keluar dari zona nyaman itu nggak seburuk itu dan challenge diri buat belajar bahasa lainnya selain bahasa ibu dan bahasa inggris itu seru”, tegasnya.
Harapannya kedepannya bisa ikut lebih banyak lomba lagi untuk improve skill berbahasa arab dan bisa lebih aktif dalam bidang bahasa arab.
Sedangkan delegasi dari MA DAFI bernama Nadiya Azzahrah Ega Adam kelas 11 IPA B telah berhasil menjadi juara 1 arabic storytelling. Rahasia suksesnya adalah Usaha tanpa doa sombong, doa tanpa usaha bohong disetiap kompetisi yang saya ikuti,jadi saya selalu memotivasi diri saya bahwa kunci dari kemenangan adalah Doa dan Usaha.
Nadiya sapaan akrabnya ini membagi pengalamannya yakni berusaha dengan berlatih semaksimal mungkin, mengoreksi apa yang mungkin kurang dari segi ekspresi,pelafalan bahasa arab,atau gestur tubuh sehingga menjadi lebih baik di latihan besoknya (intinya harus selalu ada peningkatan dalam setiap latihan).
Dalam keikutsertaannya, Nadiya menyampaikan bahwa awalnya merasa pesimis karena bertemu dengan para peserta se-Indonesia yang tidak kalah jagonya & perfomance mereka yang all out.
“Tetapi Alhamdulillah Allah SWT memberikan kesempatan kepada saya menjadi Juara 1 Arabic StoryTelling tingkat nasional”, ujarnya.
Direktur DAFI Pesantren Al Quran Science, Agus Hariadi, S.Pd.I., Al Hafiz menyampaikan, “Alhamdulillah, saya bersyukur atas prestasi yang di raih santri-santri Dafi di ajang FAI Got telent, semoga menjadi bekal sukses di masa yang akan datang”.
“Terima kasih para ustadz dan ustadzah atas doa. suport dan bimbingannya, semoga lahir dari Dafi pemimpin masa depan Indonesia”, tandasnya. (Muhammad Rukhan Asrori/yud)
