SD Mujitu Gelar Market Day Latih Siswa Kelas 1 Berjiwa Entrepreneur
Surabaya, kartanusa.id – SD Muhammadiyah 17 Surabaya atau kerap disebut SD Mujitu mengadakan kegiatan kolaborasi pelajaran Bahasa Indonesia yang diasuh oleh Ustadzah Dra Mulyani dan pelajaran Bahasa Inggris yang diasuh Ustadz Agung Dwi A SPd dengan sasaran siswa kelas 1, salah satunya yaitu Market Day.
Kegiatan ini berupa belajar membuat dan menjual berbagai hasil karya peserta didik utamanya dalam hal kreasi makanan dan minuman.
Dalam rilisnya, Rabu (6/3/24), Kepala SD Mujitu Ustadz Munhamir MPd menjelaskan, Market Day ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendidik peserta didik mengembangkan jiwa entrepreneur sekaligus mengenal mata uang serta penguatan karakter siswa.
“Dalam kegiatan Market Day kali ini berlangsung pada hari Selasa 5 Maret 2024 pukul 08.00 WIB di halaman Sekolah. Kegiatan Market Day diselenggarakan sebagai bentuk perwujudan dan aplikasi penguatan pendidikan karakter di sekolah,” ujarnya.
“Ada nilai religius, kemandirian dan gotong royong. Dari nilai religius, siswa dilatih untuk melakukan nilai-nilai kejujuran dalam proses jual beli sampai dengan laporan perolehan hasil,” imbuhnya.
Wujud sikap mandiri dan gotong royong, sambung Ustadz Munhamir, yaitu anak-anak diberi kebebasan untuk mempersiapkan lapak, memilih dan menjajakan barang dagangannya.
Sekolah pun juga menerapkan mekanisme market day pada kegiatan tersebut yakni dengan siswa wajib menggunakan Bahasa Inggris pada saat transaksi Jual / Beli makanan dan minuman yang telah tersedia di stand.
​“Kegiatan market day hari ini di laksanakan oleh siswa kelas 1 adapun produk yang di jual para peserta yaitu dari makanan dan minuman, tujuan dilaksanakan kegiatan market day tersebut sebagai upaya untuk membentuk karakter siswa yang tangguh dan mampu bersaing ketika di luar,” ucapnya.
Dan adapun hal yang menarik pada market day kali ini yaitu, para siswa sebelum membelanjakan uang nya ke setiap stand jajanan yang ada,para siswa wajib menukarkan uang nya dengan kupon uang yang telah di sediakan, pecahan uang dua ribu dan lima ribu.
“Halaman sekolah yang biasanya sepi pada saat jam pembelajaran dirubah menjadi lapak-lapak / stand stand meja seperti pasar tradisional,” tandasnya. (Agung/yud)