Friday, September 20, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Belajar Bangunan Tempo Dulu, Universitas Ciputra Surabaya Ajak Mahasiswa Tingkatkan Pengetahuan dan Kreatifitas

Belajar Bangunan Tempo Dulu, Universitas Ciputra Surabaya Ajak Mahasiswa Tingkatkan Pengetahuan dan Kreatifitas

Surabaya, kartanusa.id – Sejumlah bangunan tempo dulu yang berdiri antara akhir abad 19 dan awal abad 20 di Surabaya yang menjadi tujuan dari Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra Surabaya.

Mereka mengunjungi bangunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang sekarang menjadi PTPN I di jalan Merak Surabaya dan bangunan Gereja Katolik kelahiran Santa Perawan Maria di jalan Kepanjen nomor 4-6 Surabaya.

Bangunan tempo dulu ini memiliki gaya seni dan desain arsitektur di-eranya masing-masing. Seperti bangunan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria yang biasa dikenal dengan nama Gereja Kepanjen ini dibangun pada akhir abad 19, yakni tahun 1899.

Dosen Arsitektur Interior dan Interpreneurship UC Laurensia Maureen Nuradhi menjelaskan, bangunan gereja ini bergaya Neo Gotik yang saat itu berkembang di eropa, kemudian disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia, khususnya Surabaya.

“Gereja Kepanjen ini perpaduannya kalau secara struktur, ada beberapa bahan kontruksi itu yang diambil dari tanah Jawa, lalu seperti pondasi itu tidak menggunakan pondasi persis kayak di Belanda,” paparnya.

“Namun, diadaptasikan dengan bahan-bahan yang di (iklim) tropis itu justru semakin kuat. Menggunakan kayu yang terkena air itu justru semakin kuat, bukannya tambah rapuh. Kalau menggunakan yang murni dari Belanda, justru bangunan tidak stabil,” imbuhnya.

Lanjut Laurensia Maureen Nuradhi, penyesuaian bangunan gereja dengan kondisi alam di Surabaya juga dilakukan pada penggunaan kaca jendela. Penggunaan kaca warna yang berfungsi untuk mengendalikan cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam gedung gereja.

“Tidak hanya melihat gereja yang ada di kepanjen, para mahasiswa juga di ajak ke De Javasche Bank yang berada di jalan Garuda no 1 untuk melihat desain yang sudah modern di era belanda saat itu, Dan destinasi terakhir para mahasiswa di ajak berkunjung ke rumah wan abu di jalan Karet nomor 27 Surabaya,” ujarnya.

“Harapannya, para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan terkait seni dan desain arsitektur, dimana para mahasiswa itu tidak sendirian dalam menuangkan inspirasi di bidang arsitektur yang dapat diperoleh para mahasiswa ini, serta dapat tersebar luas melalui platform media sosial yang dimiliki para mahasiswa berdasarkan kemampuan dan kreatifitasnya,” tandasnya. (mand/yud)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles