oleh Drs Najib Sulhan MA. (Ketua PCM Mulyorejo Surabaya)
Butuh Didengarkan dan Dibenarkan
Suatu ketika nanti, orang tua akan merasa sepi. Satu persatu anak yang telah dilahirkan, mulai meninggalkan. Tentu harapannya, orang tua melepasnya dengan bahagia. Itu yang telah dirasakan oleh orang tua. Bahkan kini saya mulai merasakan hal yang sama.
Anak, satu persatu meninggalkan orang tua karena menikah. Bisa juga kuliah sehingga jauh dari rumah. Bahkan ada juga yang ke pondok untuk menambah ilmu yang berguna. Semua itu bisa saja terjadi, dan ini menjadi sinyal bahwa apa yang kini kita miliki akan pergi. Tentu pergi dengan rasa suka, dengan baluran do’a, untuk menggapai tujuan hidup bahagia.
Orang tua, saat lama ditinggal anaknya, bukan sekedar kiriman yang ditunggu. Kabar baik seorang anak yang selalu dirindu. Masa-masa indah saat bersama, dalam suka maupun duka akan menjadi cerita nostalgia. Bagaimana saat perjuangannya hingga menjadikan sosok yang berbeda. Orang tua ingin menitipkan pesan kemuliaan di balik cerita yang disampaikan.
Terkadang saat kita pulang, ada cerita yang diulang-ulang. Mungkin dua, tiga, atau sering, yang terkadang membuat telinga bising. Tapi ingat, jangan anggap cerita itu tidak penting. Justru saat orang tua bercerita, beliau hanya butuh didengarkan dan dibenarkan. Menjadi pendengar yang baik bagi orang tua yang bercerita, membuatnya bahagia. Bukan hanya oleh-oleh bingkisan dan uang yang membuatnya bahagia. Kabar baik dan cerita baik, menjadi pertemuan yang menarik.
Yah, meskipun cerita itu disampaikan berulang-ulang, tetap itu adalah cerita yang indah. Jangan coba dibuat kecewa karena merasa bosan dengan ceritanya yang tidak berubah. Jika orang tua kecewa, maka hatinya terluka. Jika hatinya terluka, tak ada lagi kisah-kisah indah yang kita dengar. Tak ada lagi doa-doa yang terpancar.
Ingat!
“Keridhoan Allah terletak pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan Allah juga menjadi kemurkaan orang tua”.