oleh Drs Najib Sulhan MA.
(Ketua PCM Mulyorejo Surabaya)
Perbaharui Perahu Agar Tidak Karam
Pesan Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari sangatlah indah, “Ya Aba Dzaar, jaddidis safiina, fainnal bahroo amiiq, Artinya “Wahai Abu Dzar, perbaharui perahumu, karena sesungguhnya lautan itu dalam”.
Kata perahu ini bentuk kias, memiliki makna yang luas. Sebuah pilihan kata yang indah dipasangkan di segala bentuk keadaan masih cocok. Perahu ini bisa diartikan keluarga, organisasi, masyarakat, bahkan di dalamnya unsur pribadi sangatlah kuat. Perahu itu lama kelamaan bisa rusak. Maka sebelum perahu karam di lautan yang dalam, maka diperintah untuk selalu memperbaharui agar yang sudah waktunya diperbaiki tidak terlambat dan semua penumpang perahu tetap selamat sampai tujuan.
Ketika pesan ini disampaikan kepada Abu Dzar Al-Ghifari, hakekatnya adalah untuk kita semua pembacanya. Diri kita, manusia adalah tempatnya salah. Untuk itulah kita butuh selalu introspeksi diri, butuh evaluasi diri. Mana sikap yang harus diperbaiki dan perilaku yang terus ditingkatkan lebih baik lagi.
Sebagai penghuni kapal, itu bisa diartikan keluarga. Ada suami, istri, ayah, ibu, juga anak. Terkadang tidak semua penghuni kapal satu tujuan. Ada yang mungkin punya keinginan untuk membocorkan perahu. Mungkin juga ada yang memiilki tujuan-tujuan yang lain. Untuk itulah maka dibutuhkan selalu memperbaharui perahu yang kita naiki. Demikian juga masyarakat yang ada di sekeliling kita saat ini.
Apa yang perlu diperbaharui? NIAT. Sesungguhnya niat adalah pengikat amal. Inilah tujuan yang hendak dicapai. Niat bagaikan alamat surat. Jika alamatnya salah, maka tujuan tidak akan tercapai. Setelah NIAT sudah ditetapkan, maka dikawal dengan cara yang efektif, sesuai aturan hingga perahu tidak sampai salah arah.
“Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat, keberkahan, serta pengampunan, bisa dimaksimalkan. Mewujudkan visi kehidupan (hamba yang bertaqwa), menjalankan misi kehidupan (hamba yang selalu taat beribadah), untuk mencapai tujuan kehidupan (hidup bahagia dalam kebaikan) dunia dan akhirat”.