Bangkalan, kartanusa.id – Kajian Rutin Ramadan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Burneh Kabupaten Bangkalan dengan tema “Ramadhan Membentuk Karakter Sosial Makin Berkemajuan” dilaksanakan sebagai ajang silaturrahim sekaligus menambah keilmuan, sehingga kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kegiatan ini diikuti 100 anggota, pimpinan dan kader Muhammadiyah Burneh Kabupaten Bangkalan. Hadir sebagai pemateri Ustadz Dikky Syadqomullah MHes selaku Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya yang juga Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Ahad (17/3/24). Kegiatan diawali Tadarus Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 1-15, sekaligus memahami terjemahannya.
Ustadz Dikky Syadqomullah MHes selaku Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menyampaikan “Konsep Islam Berkemajuan harus difahami secara tuntas sehingga kita memberikan pencerahan ke Ummat”.
“Kegiatan kajian kali ini, adalah ciri berkemajuan, secara ikhlas berkumpul, bersilaturrahim, berdiskusi bersama, menambah keilmuan ditengah kesibukan, ini yang pertama,” terangnya.
Kedua, lanjut Ustadz Dikky, kegiatan yang diawali dengan Tadarus Al-Qur’an, secara bergantian. Tidak hanya membaca tetapi juga memaknai apa yang telah dibaca, sehingga bisa mengetahui pesan yang ada di dalamnya.
“Mari kita lebih memahami tentang Konsep Islam Berkemajuan, sehingga yang kita lakukan ini, bisa memberikan pencerahan kepada ummat,” tuturnya.
Ada tiga hal yang bisa kita fahami bersama, yaitu:
Pertama, niat ikhkas karena Allah SWT dan Rasulullah SAW; semua kitab hadits menempatkan niat sebagai bahasan utama.
“Saya yakin ngaji kali ini, karena panggilan hati, bukan karena terpaksa, semua akan menjadi ringan jikalau kita niatkan ikhlas karena Allah SWT,” ujarnya.
Kedua, memberi rahmat seluruh alam;Â seperti halnya Rasulullah SAW diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.
“Nah, Kedatangan kita harus membawa rahmat bagi semuanya. Jangan sampai, keberadaan kita menjadikan ketidaknyamanan bagi orang lain,” tuturnya.
“Sebagai contoh dalam Islam ketika kita menjadi imam, hafal Al-Qur´an, ketika menjadi imam terap harus melihat kondisi jama’ahnya,” imbuhnya.
Masih ustadz Dikky, membawah rahmat berarti mengutamakan orang lain daripada diri kita sendiri. Menghadirkan Islam untuk memberikan solusi, bukan memberatkan manusia.
“Lebih dari itu, tidak hanya memberikan solusi, tetapi berikan pendampingan, sampai dia bisa melakukan. Karena di dalam Islam dalam penerapan ajaran adalah permudah dan jangan dipersulit,” ungkapnya.
Ketiga, meneruskan tugas dakwah; tugas dakwah amar ma’ruf nahi munkar adalah tugas kita bersama, dan dakwah itu yang menggembirakan, sehingga ummat semakin dekat, bukan semakin jauh.
Selain gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, Muhammadiyah juga sebagai gerakan Tajdid yang difahami menjadi dua, yaitu :
Purifikasi; pemurnian ajaran Islam; gerakan kembali kepada ajaran yang bersumber kepada Al-Qur´an dan Al-Hadits.
“Dalam urusan Ibadah, tidak boleh ada variasi, khususnya Ibadah mahdhah, kecuali ghairu mahdhah boleh bervariasi,” terangnya.
Dinamisasi; gerakan yang memberikan pencerahan ummat dengan pembaharuan yang selalu mengikuti perkembangan zamannya. Muhammadiyah selalu melakukan perubahan cepat, dengan kondisi zamannya, selalu terdepan dalam menjawab permasalahan ummat.
Pesan kami yang terakhir, dalam menghadapi tantangan zamannya yang begitu luar biasa, ada 3 hal, yaitu :
1. Sabar; Istiqomah dalam kesabaran, harus kuat menjaga sabar.
2. Sabarkanlah; Menghadapi ujian dengan kesabaran, semua pasti diuji oleh Allah SWT sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Bersiaplah; Bersiap-siap menguatkan jamaah kita, jangan sampai kita bercerai berai, harus bersatu, menjaga Ukhuwah Islamiyah. (Salman Al Farisi)