Sunday, September 8, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Guru dan Karyawan SDM 26 Surabaya Recharghing Iman di Era Modernisasi di Baitul Arqam Ramadan

 

Surabaya, kartanusa.id – Pada bulan suci Ramadhan ini, seluruh guru dan karyawan SD Muhammadiyah 26 Surabaya mengikuti acara Baitul Arqam yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PNF Cabang Sukolilo di Musholla Darussalam Pada Sabtu (23/03/24) dengan tema “Membangun Identitas Islami di Tengah Arus Modernisasi”. Pelaksanaan Baitul Arqam guru dan karyawan bertujuan untuk meningkatkan spirit ramadhan kepada guru dan seluruh karyawan yang hadir pada kegiatan tersebut.

Baitul Arqam ini di buka oleh sambutan kepala sekolah, Yunita Puspitasari, S.Si, S.Pd.Gr.
“Guru yang memiliki iman dan taqwa serta muatan-muatan positif untuk bekal siswa-siswi ke depannya. Pesan saya kepada ustad dan ustadzah sekalian ayo diniatkan untuk belajar kembali dan di pacu lagi di kumpulkan untuk diamalkan kepada siswa-siswi kita tercinta” tandasnya.

Dilanjutkan sambutan kedua oleh M. Febriyanto Firman W, M.Sos yang sekaligus membuka acara baitul arqam guru dan tenaga melendidikan ini Beliau mengatakan bahwa “Tema ini memang di usung untuk membangun islami di era modern, jadi Guru dan Karyawan ini dijadikan sebagai referensi untuk anak didik dan masyarakat sekitar, Guru tidak hanya menjadi acuan dalam keagamaan saja tapi guru menjadi acuan dalam segala hal sebagaimana halnya Guru itu diGUgu dan ditiRU” Ujarnya.

Baitul Arqam diawali dengan pemateri pertama oleh bapak Dikky Syadqomullah, M Hes dengan materi “Ramadhan Sebagai Momentum Peningkatan Kualitas Diri”. Beliau mengatakan jadi guru itu harus kuat dan sering berfikir maju seperti pemikiran pandangan kedepan sangat tajam dan terukur, sekaligus bisa membaca peluang serta mampu bersaing sehat”. Ucap beliau

Empat Kunci Menjadi Tangguh dari bapak Dikky :
Menguatkan iman dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan : niat yang kuat, sholat, ngaji, puasa, dll.
Meningkatkan kualitas diri : keilmuan, skill, kemampuan.
Membuat jaringan : berorganisasi, bersosial, berdakwah, dll.
Istiqomah/continue.

Kemudian pada materi kedua kegiatan Baitul Arqam dengan materi “Membaca Bacaan dan Tontonan Anak Secara Kritis : Kajian Gender dan Rasis” oleh Radius Setiyawan, MA. Mas Radius memaparkan bahwa “Bacaan pada buku pembelajaran banyak yang masih berisikan konteks tentang rasisme, seperti dulu yang hanya menggunakan nama Budi dan Ani tetapi di era modernisasi kurikulum 13 sudah mengenalkan berbagai ragam tokoh seperti Edo Budi dan Siti yang menjadi Iconic yang menggambarkan dimana Edo adalah seorang anak Papua yang malas dan lain sebagainya dari sini bisa di simpulkan bahwa Edo adalah seorang anak yang papua yang malas tidak bisa menerapkan hidup bersih, nah yang seperti inilah yang harus kita kaji agar tidak membuat anak didik kita tidak meniru kebiasaan tersebut” Pungkasnya.

Maka dibeberkan oleh mas Radius hal yang perlu dilakukan yaitu :

Orang tua/guru memerlukan rekonstruksi. Rekontruksi yang harus dipastikan pemahaman betul bahwa konflik yang terjadi dalam cerita anak tersebut dengan reprektif yang berbeda.
Menumbuhkan sikap kritis terhadap kualitas bacaan maupun tontonan anak.
Orang tua harus membiasakan anak untuk hidup dalam perbedaan. Seperti agama, ras, suku, dan hal penting lainnya yang penting untuk ditanamkan sejak dini.
Orang tua juga harus memastikan interaksi antaranggota keluarga yang ramah terhadap perbedaan karena hal tersebut akan banyak berdampak pada sikap anak.

Setelah jeda istirahat Sholat selama 1 jam Para Guru dan Tenaga Kependidikan melakukan mengaji bersama dan melanjutkan Sholat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan pemateri ke 3 oleh Bapak DRS. H. M. Wahyudi Indrajaya dengan materi “Meneguhkan Iman dan Etos Puasa”.

“Dalam meneguhkan iman setiap pribadi harus memperhatikan beberapa hal yang bisa membuat intensistas diri semakin baik. Meneguhkkan iman untuk menjadi pribadi integritas yang baik harus bisa menerapkan beberapa prinsip Memiliki Tujuan, Planning, Prinsip dan Langkah, Tidak mudah goyah, Tahan ujian dan godaan,Membangun etos seperti mental dan moral berkualitas, dapat diandalkan kejujuran dan tidak diragukan lagi kemampuannya” Tandas beliau.

Setelah materi selesai disampaikan semua, para guru dan tenaga kependidikan melanjutkan kegiatan mendengarkan Kultum sembari menunggu waktu berbuka oleh DRS. Ahmad Ghufron M.Pd.I dengan judul “Semangat Al-Ma’un Gelorakan Gerakan Filontropi”.

“Setiap manusia diwajibkan untuk berfilontropi, filontropi disini yang dimaksudkan adalah tindakan sesorang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, jadi umat manusia hidup saling membantu sesama manusia terutama pada saudara kita yang miskin tanpa embel-embel atau imbalan apapun” terang beliau.

Tibalah di penghujung acara, semua guru dan tenaga kependidikan SD Muhammadiyah 26 Surabaya melaksanakan iftar bersama dan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah. Semoga Baitul Arqam kali ini bisa memberikan makna tersendiri bagi Guru dan Tenaga Kependidikan untuk membagikan dan mengaplikasikan kepada siswa-siswi SD Muhammadiyah 26 Surabaya. (Intan)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles