Surabaya, kartanusa.id – Dalam antusiasme untuk menghasilkan generasi emas 2045, Ramadan kali ini Lembaga pendidikan Ma’arif NU selenggarakan “Pondok Ramadan” yang ber-ketempatan di kompleks asrama haji Kecamatan Sukolilo Surabaya pada hari Kamis (21/3/24) hingga Sabtu (23/3/24) berketepatan pada 10-12 Ramadan 1445 H.
Di tahun-tahun sebelumnya, Ma’arif juga telah beberapa kali menyelenggarakan pesantren Ramadan setiap berketepatan datangnya bulan suci Ramadan.
Pondok Ramadan kali ini yang bertemakan “Bersinergi, Mbarokahi, Manfaati” telah diikuti oleh lebih dari 400 siswa yang berasal dari sekolah swasta yang juga masih dalam naungan lembaga pendidikan Ma’arif NU, mulai dari jenjang SD/MI, MTs/SMP hingga MA/SMA dan SMK.
Acara kali ini dihadiri dan disambut oleh beberapa pihak, diantaranya Ketua LP Ma’arif NU kota Surabaya, Kepala Dispendik kota Surabaya dan masih banyak lagi.
“Kami harap dengan diadakannya kegiatan Pondok Ramadan dapat membangun peserta didik yang memiliki tanggung jawab, integritas dan berakhlakul karimah,” ujarnya.
“Di sini kita adakan beberapa materi yang cukup bermanfaat, diantaranya ada materi tentang Al-Qur’an, tentang fiqih dan thoharoh, manasik haji dan umrah juga ada lomba-lomba diikuti dengan materi ESQ yang  menggabungkan emosional, intelektual dan spiritual buat pembekalan peserta didik nantinya,” imbuh KH Muhammad Kholil selaku ketua LP Ma’arif NU Surabaya.
Lanjut KH Muhammad Kholil, kegiatan yang sering diselenggarakan setiap tahunnya, kali ini diharapkan dengan ditingkatkan lagi kualitasnya, tidak ubahnya dengan menambah beberapa kegiatan di dalamnya seperti lomba Tahfiz dan cerdas cermat seputar Aswaja secara daring, juga pembinaan mental emosional yang ditujukan untuk para peserta didik.
“Peserta didik diharapkan yang akan meneruskan sejarah selanjutnya yaitu pada tahun 2045 di mana akan ada bonus demografi yang sangat menguntungkan bagi Indonesia, dan juga dibarengi oleh penganut umat Islam terbanyak di dunia. Maka pesantren Ramadan kali ini difokuskan untuk bisa mencetak generasi yang unggul dan berkualitas agar mengantarkan Negara Indonesia pada kemajuan selanjutnya,” ungkapnya.
Salah satu fokus utama yang menarik juga datang dari kesan menurut para peserta, salah satunya Arya Anggana dari SMA Maryam Surabaya, di mana dia sangat bersemangat untuk mengikuti lomba cerdas cermat yang diselenggarakan oleh panitia pondok romadhon, awalnya ia tampak kurang percaya diri karena mendapati lawan sekelilingnya yang kental dengan nuansa anak pesantren, membuatnya sedikit pesimis.
Namun, sampai akhirnya dia mendapatkan peringkat juara harapan 2 pada kompetisi tersebut.
“Awalnya saya tidak yakin, soalnya lawan saya anak pondok yang alim-alim semua, tapi Alhamdulillah masih dapat tempat untuk juara, walaupun juara harapan, ini semua juga tak lepas dari dukungan yang diberikan oleh teman saya, mungkin kalau tanpa semangat yang diberikan tidak mungkin kalo saya yang seperti ini bisa mendapat juara,” tandas Arya dengan senang. (Galih D. Fuadi/Miftah)