Saturday, December 14, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Muhammad Arfan Muammar Sampaikan Ini di Kajian Ramadhan Ketiga PCM Wonokromo

Surabaya, kartanusa.id – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo mengadakan kegiatan pertemuan ketiga Kajian Ramadan 1445 H, Minggu (31/3/2023) di Masjid Syuhada, Gadung.

Kegiatan dibuka oleh ustadz Nafi’udin SAg selaku ketua pelaksana kegiatan sekaligus mewakili majelis tabligh PCM Wonokromo.

Selepas pembukaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi kajian Ramadhan oleh Dr Muhammad Arfan Muammar MPd yang saat ini diamanahi di PDM Gresik dan dosen S2 UM Surabaya.

Sebelum memaparkan materi, terlebih dahulu Dr Muhammad Arfan Muammar MPd memberikan pengantar sekilas “Seringkali ketika seseorang mengucapkan sumpah, maka setelahnya berarti sesuatu yang sangat penting”.

Beliau memberikan contoh sumpah yang diucapkan Allah di dalam Al-quran sebanyak 7 kali, yakni pada surah Asy-syams ayat 1-7. Sumpah sebanyak 7 kali ini menunjukkan penekanan yang teramat dalam.

Beliau memaparkan lanjutan ayat setelahnya, yakni al-baqarah ayat 8 tentang dua sisi yang dimiliki manusia. Adapun yang dimaksud dua sisi yakni sisi baik dan sisi buruk, dimana setelah manusia pasti memiliki kedua sisi terkait.

Dalam pemaparannya, beliau juga menyinggung perihal Yin dan yang, filosofi yang dimiliki orang-orang China. Sebaik apapun seseorang pasti ada buruknya, berlaku sebaliknya seburuk apapun seseorang pasti ada baiknya.

Beliau juga menyampaikan bahwa cara memohon ampun dari dosa ada dua macam. Ada yang bisa ditebus melalui perbuatan baik setelah berbuat dosa dan ada yang memerlukan taubat (segera, menyesal dan diperbarui).

Hendaknya kita memperbanyak ucapan istighfar sebagaimana Rasulullah yang dalam sehari semalam mengucapkan 70-100 kali istighfar.

Beliau mengutip pernyataan kyai Hasan, pimpinan Ponpes Gontor Darussalan, “Kenikmatan yang terbesar itu bukan kesehatan, harta maupun jabatan, melainkan maghfirah/ampunan Allah”.

Bulan Ramadhan merupakan bulan taubat dan maghfirah, akan tetapi tidak lantas selepas bulan Ramadhan bisa leluasa berbuat dosa lagi.

Pak Muammar menghimbau kepada seluruh jamaah kajian Ramadhan agar membaca kembali hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk, melalui buku maupun media massa lainnya.

Setelah pemaparan materi pertama selesai, ditutup oleh moderator dengan tidak ada pertanyaan dikarenakan sudah menjelang waktu berbuka puasa. (Habib/Salman Al Farisi)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles