Sidoarjo, kartanusa.id – Darul Arqam Angkatan Muda Muhammadiyah Buduran ajak kaum muda tingkatkan spiritualitas dan inovasi di era modern. Kegiatan berlangsung di Masjid Al Furqon Dukuh Tengah Buduran, Ahad (24/3/24).
Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Buduran, Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Buduran, Pimpinan Cabang Tapak Suci Buduran, mengadakan kegiatan Baitul Arqam yang dimulaui pukul 09.00 WIB.
Sebanyak 30 peserta berasal dari anggota PCPM, PCNA, Tapak Suci serta Remaja Masjid Muhammadiyah di kecamatan Buduran. Selain itu juga dibantu oleh Takmir Masjid Al Furqon selaku penggagas kegiatan Darul Arqom.
Anggi Erianti, ketua pelaksana Darul Arqom, peserta dapat antusias dari awal hingga akhir.
“Kegiatan ini merupakan pembuka dari terbentuknya AMM Kecamatan Buduran, semoga materi materi yang ada dapat memberikan manfaat kepada semua peserta yang merupakan kader penerus perjuangan Muhammadiyah, menjadi kader yang memiliki kekayaan ilmu agar dapat menghikuti perkembangan zaman serta siap menjadi calon pemimpin kelak,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan itu juga bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas dan menumbuhkan skill demi terbentuknya kader Muhammadiyah yang beriman, berdaya saing, sekaligus untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1445H.
Pada kegiatan ini peserta akan mendapatkan 3 materi dan wawasan pokok, diantaranya adalah Ketauhidan dengan pemateri Ustadz Ridwan,S.Pd.,M.Pd sekretaris PCM Buduran dilanjutkan dengan Manajemen Organisasi yang diisi oleh Doni Rusmadiansyah selaku Kabid Organisasi PDPM Sidoarjo, dan pelatihan Digital Marketing menggunakan aplikasi Canva oleh Bagus Setiawan dari Serikat Usaha Muhammadiyah Sidoarjo.
Ajak Terapkan 4 Kultur
Usai membuka kegiatan Darul Arqom AMM Buduran, Fatkhul,S.Pd menyampaikan sambutan. Pengurus Takmir Al Furqon itu menyampaikan fenomena lupa menerapkan 4 standart berorganisasi yang baik.
“Banyak yang belajar organisasi dan berkecimpung didalamnya, namun lupa akan kultur penting dan harus dilakukan,” ujarnya.
Fatkhul kemudian menjelaskan bahwa stndart atau kultur dalam berorganisasi itu ada 4 yaitu:
1. Perencanaan yang didasari dengan ilmu pengetahuan dan memiliki sumber daya manusia serta materi.
2. Sistem yang harus tau siapa yang akan menjalankannya dengan terorganisir.
3. Aktualing atau prelaksanaan sesuai pada rencana.4
4. Evaluasi pada setiap proses untuk perbaikan kedepan.
Jika ke empat standard kultur tersebut dapat kita lakukan dan kita pertahankan, organisasi ini nanti akan jelas arah tujuannya, bukan asal jalan saja.
“Hal Ini menggambarkan bahwa organisasi yang sekarang ini kita geluti masih belum sepenuhnya menerapkan 4 kultur tadi” ungkap Fatkhul yang membuat semua peserta antusias.
“Untuk itu, mari mulai dari kader muda inilah, kita semua dapat bersama berbenah memperbaiki dan melengkapi apa yang masih kurang, demi terciptanya organisasi Muhammadiyah yang lebih baik lagi,” tutupnya. (Bayu Firdaus)