Oleh : Agus M. Maksum
(DDII Jatim/Praktisi IT)
Bapak/Ibu, selamat menyimak kisah selanjutnya dari Sirah Nabawiyah yang membahas kisah keluarga Rasulullah dan kebiasaan orang Makkah pada zaman Jahiliyah.
KISAH RASULULLAH ﷺ
Muthalib
Suatu hari, Hasyim pergi berdagang menuju Syam. Ketika melewati Yatsrib, (di kemudian hari disebut Madinah), Hasyim melihat seorang wanita baik-baik dan terpandang.
“Siapakah wanita itu?” tanya Hasyim kepada orang-orang Yatsrib.
“Dia adalah Salma binti Amr.”
“Suaminya telah tiada. Kini dia seorang janda.”
Mendengar itu, Hasyim melamar Salma dan Salma pun menerimanya. Mereka lalu menikah. Hasyim tinggal di Yatsrib beberapa lama. Ketika Salma mengandung, Hasyim melanjutkan perniagaannya. Namun, itulah kali terakhir Salma melihat suaminya karena Hasyim tidak pernah kembali lagi. Ia meninggal dunia di Palestina.
Salma melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Syaibah. Sementara itu, sepeninggal Hasyim, kedudukannya sebagai pemuka masyarakat Mekkah dipegang oleh adik Hasyim yang bernama Al Muthalib. Al Muthalib juga seorang laki-laki terpandang yang dicintai penduduk Mekkah. Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al Fayyadh yang berarti Sang Dermawan.
Suatu hari, dia mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib, sedang tumbuh remaja.
“Aku harus menemuinya,” pikir Al Muthalib, “dia adalah anak kakakku. Dulu ayahnya adalah pemuka Mekah, maka dia harus pulang untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya menggantikan aku.”
Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak, “Anak ini benar-benar mirip Hasyim.”
“Mari Nak, ikut Paman ke Mekkah,” peluk Al Muthalib.
“Tetapi, jika ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini,” jawab Syaibah.