Sunday, September 8, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Wilujeng Ulas Hubungan Matematika dengan Idul Fitri

Surabaya, kartanusa.id – Setelah lama liburan Idul Fitri 1445 H, 10 santri LKSA Rumah Pintar Matahari kembali belajar Matematika di Masjid Al-Mukhlis, Jumat (19/4/24).

“Tidak disangka-sangka, ada yang menarik antara hubungan Matematika dengan Idul Fitri, seperti yang kita ketahui Matematika merupakan salah satu pembelajaran yang diikuti dalam kegiatan belajar kita,” kata Wilujeng salah satu pengurus LKSA Rumah Pintar Matahari.

“Sedangkan Idul Fitri atau Lebaran merupakan Hari Raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah,” imbuhnya.

Lalu apa hubungannya Matematika dengan Idul Fitri?, Wilujeng melanjutkan, seperti contohnya ada bilangan bulat = {,…-3,-2,-1,0,1,2,3…,} pada bilangan bulat tersebut terdapat tanda positif yakni positif 1, positif 2, positif 3 dan seterusnya. Kenapa positif (+) pada bilangan tersebut tidak dituliskan atau langsung angka 1,2,3…, dan yang negatif (-) dituliskan dengan tanda -3,-2,-1,..?

“Artinya, yang negatif yakni perbuatan dosa besar kita harus ingat sehingga saat lebaran kita bermaaf-maafan karena kita ingat dosa-dosa yang kita lakukan kepada orang lain dan bilangan positif tidak kita tuliskan artinya kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan lupakanlah,” tuturnya.

“Misalkan, tadarus sampai tiga juz setiap hari kita lupakan, sering salat tahajud dan salat dhuha kita lupakan supaya setelah lebaran kita melakukannya lagi, tetapi kalau kita ingat terus, akan bilang sudah tadarus kemarin, sudah shalat tahajud dan shalat dhuha kemarin jadi, sesudah lebaran tidak melakukan tadarus lagi, tidak shalat tahajud dan shalat dhuha lagi itu tidak boleh, kita melakukan hal-hal kebaikan karena kita sudah melupakannya,” imbuh Wilujeng yang juga guru TK ABA 11 Surabaya.

Lanjut Wilujeng, Ada lagi yang menarik sebelum awal memasuki puasa kita mungkin negatif banyak dosa setelah puasa positif di 0,1,2,3, makna fitri kembali ke fitrah adalah kita menjadi manusia yang seperti bilangan asli, bilangan asli yaitu bilangan 1,2,3,4 dan seterusnya, lakukanlah kebaikan setiap hari, jadi manusia yang fitrah adalah manusia yang selalu berbuat baik kesatu, kedua, ketiga, keempat, lakukan kebaikan.

“Kalau manusia yang misalkan setelah positif dari 0,1,2,… balik lagi ke negatif itu tidak kembali ke fitrah, jadi mulai sekarang melakukan kebaikan yang sebaiknya kita lakukan sewaktu bulan puasa sehingga manusia harus menjadi yang namanya bilangan prima,” ujarnya.

Bilangan prima adalah bilangan yang punya dua faktor seperti misalnya 2×1=2, 3×1=3, 5×1=5 dan seterusnya maknanya bulan puasa kemudian kita pertama menjadi bilangan asli kemudian menjadi bilangan prima yaitu manusia yang mendahulukan Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bulan puasa kita menjadi manusia yang bilangan prima manusia yang mendahulukan Allah dalam segala hal, Insya Allah puasa kita menjadi tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Itulah kemenarikan hubungan antara matematika dengan Idul Fitri, sangat menarik untuk diaplikaskan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dapat berhubungan luas dengan yang ada disekitar kita tanpa kita ketahui.

Khusnul, salah satu santriwati LKSA Rumah Pintar Matahari yang sekarang duduk di kelas 2 SD Negeri Krembangan Selatan 1 Surabaya mengatakan, “Saya senang sekali mempertimbangkan Ilmu Matematika tidak hanya di sekolah, di RPM saya bisa belajar Matematika agar di sekolah saya lebih menguasai Matematika”. (Tama/Aris)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles