Saturday, October 12, 2024
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Hangat Penuh Keakraban di Silaturrahim Syawalan 1445 Ortom Kota Surabaya

Surabaya, kartanusa – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Surabaya melaksanakan acara Silaturrahim Syawalan Idul Fitri 1445 H dengan menggandeng Ortom Tingkat Daerah; Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Kegiatan dilaksanakan di Aula Pusat Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, jalan Wuni No 9 dengan dihadiri ratusan kader Muhammadiyah. Selasa, (30/4/24).

Hadir dalam acara Ustadz Muhamad Jemadi MA Wakil Ketua, dan Ustadz Drs Anang Catur Hutoyo Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, dan pemateri utama Dr Aribowo MSi Dosen dan Pakar Ilmu Politik UNAIR Surabaya dengan tema “Gagasan Anak Muda Tanggapi Pilwali”.

Ustadz Muhamad Jemadi MA Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya yang membidangi pembinaan Ortom menyampaikan, ”Pemuda Muhammadiyah harus menjadi garda terdepan dalam hal kebangsaan dan moderasi keberagaman, serta mengedepankan etika politik yang santun dalam menghadapi Pilkada Tahun 2024″.

“Politik nilai menjadi pilihan yang tepat, dimana memahami tentang perbedaan pilihan sebagai sunnatullah, yang harus dijaga dengan saling menghormati dan menghargai pilihan masing-masing. Perbedaan itu biasa, karena ini adalah muamalah duniawiyah, yang paling penting justru menjaga ukhuwah Islamiyah,” tuturnya.

Sedangkan menurut Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya Cak Alfianur Rizal MPd menyampaikan, “silaturrahim Syawalan AMM ini, selain sebagai ajang memperkuat tali silaturahim pasca Idul Fitri 1445 H.

“Juga sebagai muqaddimah dalam pandangan awal politik yang lebih solid, dengan merapatkan barisan agar tidak terpecah belah,” ujarnya.

Sementara, Dr Aribowo MSi Dosen dan Pakar Ilmu Politik UNAIR Surabaya yang menjadi pemateri wawasan ilmu politik mengatakan, “Dimana pemilu legislatif kita memakai sistem proposional semi distrik, yaitu mengacu pada golongan dengan memperhatikan perseorangan. Sedangkan pilkada memakai sistem distrik, yaitu dengan memperhatikan personal individu”.

“Nah, AMM harus bisa obyektif dalam bersikap, serta mengedepankan kemaslahatan generasi penerus Muhammadiyah ke depannya. Lebih smart lagi kalau mengambil keputusan tentang pilihan, untuk memperhatikan input dan masukan dari lembaga survey yang hasil elektabilitasnya valid dan diakui,” tegasnya. (Salman)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles