No Ferry No Happy
Bismillahirrahmanirrahim
oleh Ferry Is Mirza (fim)
Refrensi Tafsir Al-Quran dan Al-Hadits
Dunia Tempat Ujian Kehidupan
Dari Abu Hurairah radhi Allahu anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam :”Manusia yang paling berat cobaannya ialah para nabi, kemudian orang-orang saleh, lalu orang yang terkemuka. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula”. (HR. Tirmidzi)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :
1. Hadist tersebut menjelaskan bahwa suatu hal yang pasti terjadi dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menguji hamba- hambaNya yang beriman. Ujian adalah sebuah kemestian, besarnya ujian yang diberikan sesuai dengan kadar keimanan mereka.
2. Seorang mukmin makin bertambah imannya, makin besar ujian yang menimpanya, demikian pula sebaliknya. Jadi, hadits-hadits itu dengan sendirinya membantah orang-orang yang mengira bahwa manakala seorang mukmin ditimpa cobaan; seperti dipenjara, diasingkan atau dipecat dari jabatannya dan lain sebagainya, adalah pertanda bahwa ia tidak diridhai oleh Allah. Dugaan semacam itu salah sama sekali. Sedangkan Rasulallah sendiri, adalah orang yang paling mulia, namun sekaligus dia sebagai orang yang paling dashyat cobaannya, bila dibandingkan dengan para nabi lainnya.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur’an :
1. Allah pasti akan menguji hamba- hambaNya yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing.
Barang siapa yang ketika fitnah syubhat (kesamaran) datang, imannya tetap kokoh dan dapat menolak dengan kebenaran yang dipegangnya. Dan ketika fitnah syahwat datang yang mengajaknya berbuat dosa dan maksiat atau memalingkan dari perintah Allah dan RasulNya, ia bersabar dalam arti mengerjakan konsekwensi iman dan melawan hawa nafsunya, hal ini menunjukkan kebenaran imannya. Akan tetapi barang siapa yang ketika syubhat datang, ada pengaruh dalam hatinya berupa keraguan dan kebimbangan dan ketika syahwat datang, membuatnya mengerjakan maksiat atau berpaling dari kewajiban, maka yang demikian menunjukkan tidak benar keimanannya.
Allah SWT berfirman, yang artinya :”Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Al-‘Ankabut, :1-3)
2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk menerima segala bentuk ujian dengan bersabar, sebagaimana melarang kita untuk berputus asa dari rahmatNya.
Allah SWT berfirman, yang artinya :“Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah selain kaum yang kafir”. (QS. Yusuf : 87)
3. Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga telah menegaskan bahwa setiap kesulitan pasti akan diiringi oleh kemudahan.
Sebagaimana dalam firmanNya, yang artinya :“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyiroh : 5-6)
4. Sabar dan bijak dalam menghadapi cobaan dari Allah tidak mudah untuk dilakukan. Ikhlas menerima ketentuannya, akan memberikan kekuatan jiwa dan pahala.
Allah SWT berfirman, yang artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az-Zumar : 10)
fimdalimunthe55@gmail.com