Surabaya, kartanusa – Bonsai (盆栽) adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
Penanaman (sai, 栽) dilakukan di pot dangkal yang disebut bon (盆). Istilah bonsai juga dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. Bonsai adalah pelafalan bahasa Jepang untuk penzai (盆栽).
Bonsai adalah hobi yang bernilai seni dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Mari menyimak bagaimana cara merawat bonsai sampai bersama salah satu penggemar dan pebisnis bonsai Bapak Abdul Choliq alias Pak Polo alias Pak Brengos.
Menurut Bapak Abdul Choliq alias Pak Brengos Penggemar dan Pembisnis Bonsai Jombang menyampaikan “Bonsai adalah hobi yang bernilai seni dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Seni dimaksud mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan; mulai pembentukan cabang dan dahan pohon dengan melilitkan kawat atau membengkokkannya dengan ikatan kawat, serta membuat akar menyebar di atas batu atau media tanam. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama, kudu sabar (harus sabar) dan melibatkan berbagai macam pekerjaan; antara lain pemberian pupuk, pemangkasan, pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah yang dilakukan secara teratur. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga kecukupan nutrisi bagi tanaman bonsai sehingga bisa tumbuh subur, walaupun dalam media tanam yang relatif kecil,” tuturnya.
Masih Pak Brengos “Tanaman atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya. Kawat harus sudah diambil sebelum sempat menggores kulit ranting pohon tersebut. Tanaman adalah makhluk hidup, sehingga tidak ada bonsai yang dapat dikatakan selesai atau sudah jadi. Perubahan yang terjadi terus menerus pada tanaman sesuai musim atau keadaan alam merupakan salah satu daya tarik bonsai. Bonsai di Indonesia banyak macamnya, yang bernilai tinggi sampai sekarang adalah bonsai santigi, yang diburuh oleh banyak kolektor bonsai. Bernilai tinggi karena memang unik, nilai seninya tinggi walaupun belum dilakukan penanganan, hidup saja sudah bagus. Selain itu memang santigi ini, memang sulit mencarinya, sudah langkah, dan merawatnya yang butuh keahlian khusus,” ujarnya.
Selain Santigi, ada Gemantung, Sancang, Asem, Low, Beringin, Dolar, Kemuning, Sancang, Serut, dll. Serut Leak dan Joko Sembung salah satu nama bonsai favorit milik Pak Brengos, selain muda perawatan, juga tahan terhadap cuaca.
“Serut (Streblus) adalah salah satu genus tumbuhan berbunga dalam keluarga Moraceae. Genus tumbuhan ini ditemukan Pasifik, mulai dari di Asia Tenggara, Australia Timur, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik. Nah, Serut bernama Leak dan Joko Sembung sudah 5 tahunan kita rawat, sudah menampakkan keindahannya. Bahkan yang Joko Sembung sudah ikut kontes, mendapatkan bendera hijau kategori prospek. Selain Santigi, ada Gemantung, Sancang, Asem, Low, Beringin, Dolar, Kemuning, Sancang, Serut, dan lain sebagainya. Serut Leak dan Joko Sembung salah satu nama bonsai favorit, selain muda perawatan, juga tahan terhadap cuaca. InsyaAllah, bukan ada kontes, Serut Leak dan Joko Sembung akan kita ikutkan kembali,” Tegasnya. (Salman Al Farisi)