oleh Cak Doel Wahid (Abdul Wahid Azar) Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP-IPHI)
Indonesia, negara dengan sejarah politik yang kaya dan kompleks, sering kali terjebak dalam perdebatan dan interpretasi yang beragam terhadap peristiwa masa lalu yang kontroversial. Baru-baru ini, kehadiran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada acara ‘Silaturahmi Halal Bihalal dan Syukuran Abituren Akabri 1971-1975 tahun 2024’ menciptakan gelombang diskusi yang luas dan mendalam di kalangan masyarakat Indonesia. Ini memicu pertanyaan tentang arah politik Indonesia, interpretasi sejarah politik, dan bagaimana peran militer dalam tatanan demokrasi.
Prabowo Subianto, dengan sejarahnya yang terkait erat dengan era Orde Baru, telah menjadi tokoh yang kontroversial dalam politik Indonesia. Kehadirannya dalam acara yang melibatkan para alumni militer dari era yang sama menimbulkan pertanyaan tentang maksud dan kepentingan politik yang mendasarinya. Beberapa menafsirkannya sebagai tanda bahwa Indonesia mungkin kembali ke masa lalu yang otoriter, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi dalam membangun kesatuan di kalangan militer.
Namun, reaksi terhadap kehadiran Prabowo tidaklah sejelas hitam dan putih. Ada tren yang menunjukkan adanya nostalgia politik akan masa lalu yang otoriter di Indonesia, yang tercermin dalam beberapa kebijakan populis dan retorika nasionalis yang keras. Namun, beberapa juga melihat kehadirannya sebagai langkah mundur yang mungkin mengarah pada otoritarianisme, sementara yang lain menginterpretasikannya sebagai langkah rekonsiliasi yang diperlukan dalam proses demokratisasi yang belum selesai.
Kaitan kehadiran Prabowo Subianto dengan masa lalu politik Indonesia mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih baik. Generasi milenial, dengan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap teknologi dan informasi, memiliki peran penting dalam memahami dan mengatasi bayangan masa lalu politik. Dengan kepekaan sosial mereka dan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai inklusi dan keadilan, mereka dapat membantu mencegah nostalgia politik yang mengancam kemajuan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Tantangan ini memang besar, tetapi generasi milenial juga memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Dalam era Society 5.0, di mana teknologi kecerdasan buatan dan konektivitas digital menjadi inti dari perkembangan ekonomi dan sosial, generasi ini dapat menjadi katalisator untuk inovasi dan solusi inklusif. Dengan kreativitas mereka, kolaborasi lintas sektor, dan kesadaran akan dampak sosial, mereka dapat memastikan bahwa perkembangan teknologi berjalan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.
Namun, untuk mencapai hal ini, generasi milenial perlu memahami perjalanan sejarah politik Indonesia dengan lebih baik. Mereka harus belajar dari kesalahan masa lalu untuk menghindari pengulangan yang merugikan. Sejarah politik Indonesia penuh dengan momen-momen penting yang dapat memberikan panduan bagi generasi muda dalam memahami bagaimana politik Indonesia berkembang hingga saat ini.
Pentingnya mempelajari sejarah politik tidak hanya terletak pada penghindaran kesalahan masa lalu, tetapi juga dalam membentuk identitas dan pandangan politik generasi milenial. Mereka harus memahami bahwa perjuangan politik Indonesia tidak berakhir dengan jatuhnya rezim Orde Baru. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membangun demokrasi yang kuat dan inklusif di Indonesia.
Keterlibatan aktif generasi milenial dalam proses politik juga penting untuk menjamin kelangsungan demokrasi. Mereka harus menjadi bagian dari proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan Indonesia. Partisipasi mereka dapat membantu mendorong terciptanya kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, generasi milenial juga harus mampu memanfaatkan teknologi dan konektivitas digital untuk memperkuat demokrasi. Mereka dapat menggunakan platform digital untuk mengampanyekan hak asasi manusia, mempromosikan partisipasi politik, dan memantau kinerja pemerintah. Dengan memanfaatkan teknologi ini secara efektif, mereka dapat membentuk massa yang kuat untuk mendukung perubahan positif di Indonesia.
Dalam upaya membangun masa depan yang lebih baik, generasi milenial juga harus mampu membangun kesatuan di antara mereka sendiri. Mereka harus mampu melampaui perbedaan-perbedaan politik dan ideologis untuk bekerja sama dalam menciptakan perubahan positif. Kolaborasi lintasgenerasi sangat penting dalam memastikan kesinambungan perjuangan politik di Indonesia.
Dengan demikian, meskipun Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang kompleks, generasi milenial memiliki
Dengan demikian, meskipun Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang kompleks, generasi milenial memiliki potensi besar untuk membawa perubahan yang positif. Dengan pengetahuan yang kuat tentang sejarah politik, akses yang luas terhadap teknologi, dan semangat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, mereka dapat membantu membangun Indonesia yang lebih manusiawi, inklusif, dan berkelanjutan.
Generasi milenial adalah kekuatan yang penting dalam mengatasi bayangan masa lalu politik di Indonesia. Dengan memahami dan belajar dari sejarah politik, menggunakan teknologi dengan bijaksana, dan bekerja sama lintasgenerasi, mereka dapat membantu membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Ini adalah tanggung jawab bersama kita semua untuk memastikan bahwa generasi milenial memiliki dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka dalam membangun Indonesia yang lebih baik.