No Ferry No Happy
Bismillahirrahmanirrahim
oleh Ferry Is Mirza (fim)
Refrensi Tafsir Al-Quran dan Al-Hadits
Selalu Taqwa Dan Mengoreksi Diri Sendiri
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :”Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr 18)
Di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada kita, seorang yang bertaqwa, seorang yang beriman hendaknya senantiasa mengevaluasi dirinya dan melakukan introspeksi atas apa yang telah ia kerjakan. Seorang muslim yang senantiasa menanyai dirinya dengan penuh kejujuran atas setiap ucapan dan perbuatan yang telah ia kerjakan ataupun yang akan ia kerjakan, senantiasa bertanya kepada dirinya amalan apa sajakah yang telah ia kerjakan serta berapa banyak kemaksiatan yang telah ia kerjakan.
Ibnu Katsir Rahimahullah Menafsirkan Ayat Tersebut
Setiap kalian hendaknya melihat apa yang telah ia kerjakan untuk hari nanti di saat bertemu Allah. Tanyailah dirimu sebelum nanti kalian benar-benar dihisab oleh Allah. Lihatlah seberapa banyak amalan yang telah kalian siapkan (kerjakan) untuk persiapan menghadap Allah.
Beliau melanjutkan penafsirannya, ketahuilah Allah maha teliti atas apa yang telah kalian kerjakan. Ketahuilah sesungguhnya Allah maha mengetahui atas seluruh amalan amalan kalian, kondisi kondisi kalian. Tidak ada hal kecilpun yang Allah tidak mengetahuinya yang tersembunyi dari pengetahuan Allah Ta’ala dan tidak ada yang tersembunyi baik itu perkara yang kecil maupun yang besar.
Atas dasar inilah bahwasanya seluruh amalan kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Kehidupan kita di alam dunia tidaklah kekal, maka kita perlu senantiasa mengevaluasi diri, sudah siapkah kita untuk menghadap Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :”Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)
Inilah mengapa kita perlu mengevaluasi diri, merenungkan diri sejenak dan menanyakan pada diri kita berapa banyak dosa yang telah kita lakukan. Sehingga dengan hal tersebut kita mampu bersegera untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala, sudahkah kita banyak beramal sehingga kita semangat lagi untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Dan di antara ucapan ucapan mutiara dari para pendahulu kita, baik dari para sahabat maupun ulama terdahulu, tentang motivasi supaya kita memperbanyak evaluasi diri (muhasabah) di antaranya :
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu beliau berkata :”Koreksilah diri kalian, hisablah diri kalian, selama kalian masih hidup di dunia ini sebelum nanti kalian akan dihisab dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Timbang-timbanglah (hitunglah) amalan apa saja yang sudah dikerjakan, amalan apa saja yang belum bisa dikerjakan, sehingga ia bisa semangat kembali untuk mengerjakan serta konsisten dari amalan yang telah ia kerjakan. Dengan seseorang banyak mengevaluasi diri, hal demikian akan membuatnya nanti di hari kiamat lebih ringan hisabnya”.
Juga di antara para salaf yang memotivasi kita untuk memperbanyak evaluasi diri adalah :
Malik bin Dinar rahimahullah juga berkata :”Semoga Allah Ta’ala merahmati seorang hamba yang dia berkata pada dirinya bukankah engkau telah melakukan (maksiat) demikian?’ Kemudian dia mencela dirinya, kemudian dia ingat kepada Allah Ta’ala sehingga dia kembali di atas jalan yang lurus”.
Sehingga bisa kita simpulkan, salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang pandai mengevaluasi diri, pandai melihat kekurangan pada dirinya, sehingga ia bisa kembali ingat kepada Allah ta’ala.
Karena pentingnya muhasabah diri, hendaknya setiap kita punya momen untuk kita menyendiri, kemudian kita mengingat apa saja yang telah kita persiapkan untuk menghadap Allah. Dosa apa saja yang telah kita kerjakan sehingga dengan demikian kita mampu bertaubat kepada Allah ta’ala, bersegera untuk meraih ampunan Allah ta’ala. Juga di antara buah dari muhasabah adalah seorang muslim mampu mengetahui kekurangan dirinya sehingga dia mampu memperbaiki dirinya.
Di antara faedah (manfaat) lainnya adalah dengan muhasabah seseorang akan terhindar (terselamatkan) dari kerugian kelak di hari kiamat. Sesungguhnya orang yang pandai mengevaluasi diri adalah tergolong orang yang cerdas. Juga diantara bentuk manfaat muhasabah yaitu rasa tenangnya orang yang pandai muhasabah dia akan lebih lega, lebih baik kondisinya dibandingkan orang- orang yang tidak pernah melakukan evaluasi diri.
Marilah kita berdo’a kepada Allah Ta’ala semoga kita dijadikan hamba-hambanya yang senantiasa pandai untuk mengevaluasi (muhasabah) diri. Sehingga kita mempersiapkan pertemuan dengan Allah Ta’ala, benar- benar menjadi hamba untuk segera bertaubat.
fimdalimunthe55@gmail.com