Thursday, February 13, 2025
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
iklan_klikmu2025
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Catatan Demokrasi : “Jangan Mengganggu” Kata Prabowo Di Rakornas PAN

No Ferry No Happy

Bismillahirrahmanirrahim
oleh Ferry Is Mirza (fim)

“Jangan Mengganggu” Kata Prabowo Di Rakornas PAN

_Meski sudah sepekan berlalu, tapi, kata “Jangan Ganggu” yang diucapkan bakal presiden RI ke 8 Prabowo Subianto (PS) di depan peserta Rakornas PAN, jadi viral dan mendapat komentar dari berbagai kalangan. Termasuk salah satunya dari penulis._

Karakter PS yang gemar menebar ancaman rupanya masih belum hilang juga dari saat menjadi Danjen Kopassus hingga di usia senjanya kini.

“Kita ingin berjuang bersama-sama, namun jika tidak mau diajak kerjasama, jangan mengganggu !”. Begitu cuplikan ucapan PS yang penulis simak dari media cetak dan online.

Kata-kata “jangan mengganggu” ini, diucapkan PS dengan  serius dan lantang, seperti sedang mengancam seseorang atau kelompok tertentu yang menunjukkan ketegasan sikap politiknya yang tak ingin bergabung dengan pemerintahan rezim 08 (PS) kelak.

Sepengetahuan penulis sampai saat ini baru PDIP melalui Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ganjar Pranowo Capres yang diusungnya di Pilpres 2024, yang terus menerus bersikap kritis pada PS. Terlebih wabil khusus pada orangtua Gibran yang Presiden ke 7 Jokowi.

Pada waktu hampir bersamaan dengan Rakornas PAN, Ganjar telah menyatakan atau mendeklarasikan dirinya bersikap Oposisi pada Pemerintahan Jokowi dan Prabowo. Mungkin karena hal ini, PS yang mewarisi karakter mantan mertuanya Presiden ke 2 Soeharto di era OrBa yang anti kritik, sudah panik duluan, dan memberikan peringatan untuk tidak mengganggu apa yang akan dilakukannya nanti ketika sudah dilantik menjadi Presiden RI ke 8.

Padahal kritik itu sehat dan hanya orang-orang anti kritiklah yang menganggap kritik itu sebagai gangguan. Selain itu, melalui bahasa isyaratnya, PS juga mengatakan, bahwa tidak memiliki tanggal merah, semuanya biru. Bagi orang yang kurang peka intuisi politiknya, mungkin akan menerjemahkan biasa biasa saja. Padahal maksud PS akan terus bekerja tanpa mengenal hari libur (tanggal merah).

Namun, jika dicermati lebih jauh –amatan penulis–, ini bisa jadi merupakan isyarat PS bahwa ia tidak akan bekerjasama dengan PDIP (biasa dikenal dengan istilah Partai Merah). Karena bagi PS, PDIP selain tidak mendukungnya di Pilpres 2024, juga memiliki sejarah panjang sebagai partai terdepan yang membela kaum pinggiran (Wong Cilik) dan yang paling tegas mengkritisi pemerintahan yang korup dan tak berempati pada penderitaan kaum marginal.

PS mungkin sadar bahwa pidatonya yang menyatakan akan memperjuangkan nasib rakyat kecil hanyalah _omon-omon saja_ sebab nyatanya PS dan Hasyim adiknya yang selama ini banyak menguasai lahan-lahan milik negara, yang seharusnya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat.

PS mungkin juga sadar, bahwa ia terpilih sebagai bakal Presiden RI ke 8, juga berkat dukungan dan cawe cawe Presiden Jokowi yang telah terlebih dahulu mengacak-acak Mahkamah Konstitusi dan KPU.

Maka tidak heran, dalam pidatonya di pembukaan Rakornas PAN itu, PS juga mengaku dan  mengatakan telah didukung oleh Jokowi, SBY, Gus Dur, Soeharto dan Bung Karno tanpa menyebut sama sekali nama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Malahan PS yang mantan suami Titiek Soeharto itu sempat menyindir Bung Karno milik semua orang dan tidak bisa diklaim sebagai milik satu partai tertentu.

Inilah karakter asli PS yang lupa dengan jasa Megawati yang memintanya pulang kembali ke Tanah air setelah diincar oleh rakyat Indonesia atas peristiwa Penculikan Aktivis ’98 dan peristiwa Kerusuhan 1998.

Megawatilah yang telah mengangkat kembali kehormatan PS sebagai “pecatan” TNI dengan menjadikannya Cawapres di Pilpres 2009. Kalau tidak karena jasa Megawati, PS mungkin masih akan terus menjadi warga negara yang tidak jelas identitasnya di Yordania.

Namun, PS rupanya seolah lupa dengan itu semua, dan lebih mengingat jasa Jokowi yang memberi tambahan satu bintang jadi jenderal dan telah melahirkan anak haram konstitusi, dan memberikan jalan yang mulus baginya untuk menjadi Presiden RI ke 8.

Ada kekhawatir apa yang dikatakan PS dalam pidatonya, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, akan menjadi kenyataan. Bahwa Jokowi yang memulai mengobrak-abrik konstitusi dan lembaga-lembaga negara akan diikuti kemudian oleh PS juga. Bukankah PS selama ini telah terang-terangan mengaku banyak belajar dari Jokowi.

Namun, karakter tetaplah karakter, jika dari mudanya saja sudah temperamental, selamanya akan tetap begitu juga. Begitu pula dengan politik, jika seorang politisi tidak terlatih hidup dari kecil dengan semangat pengabdian pada negara, melainkan semangat mencari penghidupan dari kekuasaan, maka selamanya sampai tua akan begitu juga. Dan ketika kekuasaan menjadi satu-satunya tujuan, maka seorang penguasa akan terusik ketika ada penguasa bayangan disampingnya.

Inilah mengapa penulis haqul yakin hingga hari ini, bahwa kerjasama PS dan Jokowi itu tidak akan langgeng atau bertahan lama. Ketika Jokowi nanti tak lagi menjadi Presiden, PS akan mencampakanya. Terlebih ketika kedua duanya sepertinya memiliki karakter yang sama, yakni mudah melupakan jasa orang-orang yang pernah membesarkannya, dan membuat keduanya menjadi terhormat di mata masyarakatnya. Semoga Allah Ta’ala menjaga dan melindungi bangsa NKRI. Aamiin..

fimdalimunthe55@gmail.com

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles