Surabaya, kartanusa – Pembinaan rutin Al-Islam Kemuhammadiyahan di laksanakan LKSA Rumah Pintar Matahari PCM Krembangan di hadiri oleh 12 santri di Masjid Al-Mukhlis, Rabu (15/5/24).
Kali ini yang mengisi materi salah satu pengurus LKSA Rumah Pintar Matahari PCM Krembangan Aris Hidayah.
Aris Hidayah mengatakan,” Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal dengan KH Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan murud-muridnya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat permanen.”
“Secara umum faktor pendorong kelahiran Muhammadiyah bermula dari beberapa kegelisahan dan keprihatinan sosial religius dan moral. Kegelisahan sosial ini terjadi disebabkan oleh suasana kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat,” ujarnya.
Kegelisahan religius muncul karena melihat praktik keagamaan yang mekanistik tanpa terlihat kaitannya dengan perilaku sosial dan positif di samping syarat dengan tahayul Sedangkan kegelisahan moral disebabkan oleh kaburnya batas antara baik dan buruk, serta pantas dan tidak pantas.
“Setelah mengetahui latar belakang berdirinya Muhammadiyah, maka penting untuk mengetahui tujuan organisasi Muhammadiyah. Dengan mengetahui tujuan organisasi Muhammadiyah, bisa mengetahui fungsi adanya organisasi Muhammadiyah untuk kemajuan negara Indonesia serta visi misi organisas Muhammadiyah,” tuturnya.
Tujuan Muhammadiyah
adalah salah satu organisasi Islam yang besar di Indonesia. Tujuan organisasi Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam), sebagai berikut:
“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama.
Selain itu juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf. Sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
Pada masa berdirinya, sebagai sebuah organisasi yang berasaskan Islam, tujuan Muhammadiyah yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan sosial lainnya. Selain itu meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah.
Organisasi ini juga memunculkan praktek-praktek ibadah yang hamper belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti shalat hari raya di lapangan, mengkoordinir pembagian zakat dan sebagainya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan dari organisasi ini, Muhammadiyah bermaksud untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana membicarakan Islam, mendirikan lembaga wakaf dan masjid- masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat kabar dan majalah.
Perkembangan Muhammadiyah
Wilayah organisasi Muhammadiyah mulai berkembang pada tahun 1917 setelah Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan sebagai tuan rumah mampu mempesona peserta kongres melalui pidatonya. Dalam kongres itu banyak permintaan untuk mendirikan cabang Muhammadiyah di Jawa, pengurus Muhammadiyah menyikapinya dengan menerima permintaan dari beberapa daerah untuk mendirikan cabang-cabangnya.
Pada tahun 1920 ketika wilayah operasi Muhammadiyah sudah meliputi seluruh pulau Jawa dan pada tahun berikutnya (1921), Muhammadiyah mulai berkembang ke seluruh wilayah Indonesia. Sejak saat itu, Muhammadiyah mulai menampakkan pengaruh yang cukup kuat di Indonesia.
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah tidak hanya menangani masalah-masalah pendidikan saja, tetapi juga melayani berbagai usaha pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pemberian hokum (fatwa), panti asuhan, penyuluhan dan lain-lain. Ini terbukti dengan berdirinya banyak sekolah, rumah sakit, masjid, rumah yatim, rumah miskin, rumah jompo dan lain sebagainya.
Dalam keorganisasian Muhammadiyah sendiri, banyak pula berdiri majelis, lembaga serta organisasi otonom yang menangani masalah-masalah keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
“Nah, uraian di atas tentang tujuan organisasi Muhammadiyah beserta latar belakang serta perkembanganya. Semoga bisa menambah referensi kalian semua nya,” tandas Aris Hidayah yang juga anggota Majelis Kader PCM Krembangan.
“Meskipun saya sekolah di sekolah Negeri tapi saya sangat senang mendapatkan pelajaran yang mengupas jauh tentang Kemuhammadiyahan. Jadi saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang bisa saya amalkan,” ujar Mala salah satu santriwati kelas 2 SDN Kemayoran 1 Surabaya. (Tama/Aris)