Thursday, February 13, 2025
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
iklan_klikmu2025
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Pesan Gus Dikky, Jadilah Guru yang Mujahid di Muhammadiyah

Mojokerto, kartanusa – SD Muhammadiyah 1 Bangkalan gelar Family Gathering dan Penguatan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Ballroom Wellirang Hotel Grand Wizh Hotel Trawas Mojokerto. Dengan tema “Meneguhkan Komitmen Bermuhammadiyah di AUM”.

Hadir sebagai pemateri adalah Ustadz Dikky Syadqomullah, M.Hes., Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dan juga Ketua Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya.

Mengawali materinya, Ustadz Dikky menyampaikan tentang perlunya memahami bahwa sarana itu penting, tetapi manajemen itu jauh lebih penting. Sedangkan inti dari manajemen adalah guru, sebagai sumber daya manusia yang merupakan ruh pendidikan.

Selanjutnya dalam paparannya, Ia menyatakan bahwa guru adalah Mujahid, yang memperjuangkan agama Islam.

“Maka guru yang menata niat dengan benar, bukan semata-mata bekerja, tapi niatkan berjuang, berjihad karena Allah SWT.” Ujarnya.

Lantas Ia menjelaskan bahwa guru sebagai mujahid harus memperhatikan 4 hal; 1. Seorang profesional, 2. Seorang kreator, 3. Seorang penuntun, dan 4. Seorang teladan.

Ia berharap menjadikan sekolah sebagai rumah kedua, selalu nyaman dan memikirkan tentang pengembangan sekolah.

“Jangan lupa juga, semua ini (guru-karyawan) adalah supertim, bukan superman. Kerja tim bukan kerja sendiri, saling bekerjasama dan kolaborasi, dalam Muhammadiyah namanya kolektif kolegial.” Ungkapnya.

Suasana Family Gathering SD Muhammadiyah 1 Bangkalan

Tips Menjadi Guru Mujahid 

Selanjutnya Ia menyampaikan tips menjadi Guru Mujahid yang menjadi Idola bagai anak-anak, yaitu :

Pertama, Beriman. Setiap dari kita harus memahami bahwa semua yang kita jalani ini berlandaskan keimanan kepada Allah SWT. Dalam menjaga keimanan, perlu memperhatikan hal berikut, yaitu 1. Menata niat, 2. Ngaji (menuntut ilmu), dan 3. Introspeksi diri.

Kedua, Beramal Shaleh. Setelah melandaskan setiap kehidupan kita dengan iman kepada Allah, maka wajib bagi kita untuk beramal sholeh. Beberapa hal menjadi perhatian kita semua, yaitu :

1. Berteladan; Jadilah guru yang menjadi teladan, menginspirasi, dan memotivasi dalam kehidupan.

“Hati-hati kalau jadi guru, kehadiran kita tidak ditunggu oleh siswa, mari belajar lebih baik lagi, menjadi teladan.” Celetuknya.

2. Bersinergi; Saling membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas pribadi maupun sekolah.

3. Berbagi; Menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama, dan suka berbagi terhadap sesama. Karena kita menyadari bahwa kita hidup harus memberi manfaat lebih kepada orang lain.

4. Berjamaah; Berjamaah itu penting, karena salah satu kunci kesuksesan adalah berjamaah, segala persoalan bisa terselesaikan dengan efektif dan efisien karena kita mampu menyelesaikannya secara bersama-sama.

Ketiga, Berwasiat Kebenaran. Memahami bahwa kita ini adalah penerus dakwah Nabi Muhammad SAW, maka misi dakwah harus kita lakukan. Beberapa hal penting yang mestinya diperhatikan, yaitu; 1. Menjaga tidak dusta, 2. Menjaga tidak menggunjing, 3. Saling mengingatkan, 4. Saling mendoakan.

Keempat, Sabar dan Istiqomah. Menjadi guru harus yang sabar dan istiqomah dalam memegang teguh ajaran Islam. Beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu; 1. Tidak gampang marah, 2. Tidak mutungan (putus asa), 3. Tidak sakitan (gamping sakit), 4. Tidak Irian.

Sesi foto bersama dengan penuh semangat, kekeluargaan dan kebersamaan

Mengapa Harus Berjamaah dengan Persyarikatan Muhammadiyah

Pertama, Dimensi Keagamaan (Iman dan Tauhid). Di dalam organisasi Muhammadiyah membiasakan pola kehidupan yang sesuai dengan tuntunan agama Islam, mulai rajin ngaji (ilmu agama), mengamalkan agama dalam kehidupan, mengikuti Al-Qur’an dan Al-Hadits, serta membiasakan sabar, ikhlas dan istiqomah dalam menjalani hidup.

Kedua, Dimensi Intelektual. Memahami tentang kebiasaan atau budaya intelektual selalu ada sejak awal berdiri.

“Bahkan sebelum Muhammadiyah secara resmi berdiri, KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah, sebagai bagian dari pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.” Tandasnya.

Rajin menuntut ilmu sesuai profesi, mampu mengamalkan dalam pekerjaannya, dan mengikuti perkembangan yang ada.

“Selanjutnya Guru juga harus ulet, kreatif dan inovatif dalam kegiatannya, tidak boleh berhenti dalam berkreasi.” Imbuhnya.

3. Dimensi Sosial; Filantropi menjadi ciri bagi persyarikatan Muhammadiyah sejak awal, selain pendidikan.

Menyantuni anak yatim dan  menyekolahkannya hingga berdiri amal usaha bidang sosial, pendidikan dan kesehatan, bagian dari komitmen Muhammadiyah tentang pemahaman surat Al-Maun.

“Siap berbagi tugas, saling bekerja sama, menjadi motivasi bagi yang lain dan menjadi rahmatan lil’alamin harus menjadi ciri guru Muhammadiyah.” Katanya.

4. Dimensi Organisasi (Kepemimpinan); Mendidik menjadi para pemimpin yang hebat untuk kepentingan agama, bangsa dan negara. Berapa banyak tokoh Muhammadiyah yang menjadi pahlawan nasional, karena nilai perjuangan dan pengabdiannya.

Kemampuan bisa menyampaikan pendapat kita, belajar menerima pendapat orang lain, siap memimpin dan dipimpin.

“Guru harus mampu dan mau mengevaluasi diri dan oleh anggota timnya, dalam rangka mencari tujuan yang dicita-citakan”. Tandasnya

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles