Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Putat Jaya Sawahan Surabaya menggelar sholat Idul Adha 1445 H. Dihadiri kurang lebih 500 jama’ah memenuhi sepanjang jalan raya Dukuh Kupang No 1 Surabaya (Depan Kantor Kelurahan Putat Jaya).
Hadir sebagai imam dan khatib sholat Idul Adha 1445 H, Oleh Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I (Wakil Sekretaris Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dengan tema “Memahami makna Idul Adha, Ujian Keimanan dan Ketaqwaan”.
7 Pesan Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I dalam Refleksi Idul Adha 1445 H, yaitu :
Pertama, Menjaga dan Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 102 :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”.
Kedua, Memahami Makna Idul Qurban. Bahasa Arab; ‘qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan’ yang artinya dekat. Sehingga melaksanakan qurban merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Kausar;
اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Artinya :“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kausar 108: 1)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَا نْحَرْ
Artinya :“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kausar 108: 2)
اِنَّ شَا نِئَكَ هُوَ الْاَ بْتَرُ
Artinya :“Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Kausar 108: 3)
Selain dalam Al-Quran, perintah melaksanakan Qurban juga terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ َأبِي هُرَيْرَة: َأنَّ رَسُوْل اللهِ صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ كَانَ لهُ سَعَة وَلمْ يَضَحْ فَلا يَقْربَنَّ مُصَلَّانَا (رواه احمد وابن ماجه)
Artinya: “Dari Abu Hurairah, “Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Allah SWT juga memberikan penegasan dalam Surat Al-Hajj ayat 37:
لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya :“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 37)
Ketiga, Idul Adha Merupakan Ujian Keimanan dan Ketaqwaan.
Dalam Surat Al-Ankabut ayat 1-3, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الٓمّٓ
Artinya :“Alif Lam Mim.” (QS. Al-‘Ankabut 29: 1)
اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
Artinya :“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-‘Ankabut 29: 2)
وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
Artinya :“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut 29: 3)
Keempat, Sebagai Ujian Keikhlasan bagi orang yang beriman dan bertakwa dari sifat sombong.
Semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita, niatkanlah dengan ikhlas, hanya ingin mendapatkan Ridha Allah SWT. Jangan sampai ada niatan ingin dipuji oleh manusia sebagai hamba yang beriman dan bertaqwa, sholeh dan sholeh, orang baik dan lain-lain.
Kelima, Sebagai Ujian kepedulian sosial bagi orang yang beriman dan bertakwa.
Ingatlah bahwa semua yang ada pada diri kita, baik itu harta, kekayaan, kekuasaan, jabatan adalah amanah dan titipan dari Allah SWT yang suatu saat akan diminta kembali. Semuanya mestinya kita gunakan untuk semakin dekat kepada Allah SWT.
Keenam, Sebagai Ujian Ukhuwah Islamiyah bagi orang yang beriman dan bertakwa.
Pemahaman ini sangat penting, bahwa adanya Idul Qurban (Idul Adha), adanya Ibadah Haji dalam rangka menguatkan Ukhuwah Islamiyah. Dimana kita menghilangkan batas-batas strata sosial, suku, ras dan lain-lain untuk bersama menghambakan diri hanya kepada Allah dan bersama-sama menjadi manusia yang mulia, menjadi yang paling beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Ketujuh, Semua Ujian Allah SWT Adalah Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan.
Ingatlah bahwa semua manusia pasti diuji oleh Allah SWT tentang keimanan dan ketaqwaannya. Jangankan kita, para Nabi dan Rasul, semua juga diuji oleh Allah SWT. Ujian mereka jauh lebih berat daripada kita ummatnya, padahal mereka adalah utusan Allah, yang tentunya sangat dicintai.
Dalam sejarahnya mereka yang mampu melampaui ujian, maka semakin ditinggikan derajatnya. Rasul Ulul Azmi sebagai gambaran naiknya level para nabi, yaitu Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Semua ujian itu dalam rangka mengetahui sejauhmana keimanan dan ketaqwaan kita, dan juga untuk memotivasi menjadi yang lebih baik, naik level. Ingatlah bahwa ujian Allah SWT, tidak akan melampaui batas kemampuan hamba-Nya.