Makrifat Jum’at Legi
Oleh M. Chengho Djadi Galajapo
Saat hujan pagi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, mari lebih akrab dengan Cak Djadi. M. Chengho Djadi Galajapo nama panggungnya, imam besar pelawak Indonesia sering ditulis di belakang namanya.
Pengalaman 40 tahun lebih melawak, kemampuannya tidak hanya menciptakan tawa. Tapi juga melawak yang diartikan menuntun laku di segala waktu.
Konsep hidupnya adalah ajaran spiritual Nusantara yang disebut Islam Pancasila. Maka Cak Djadi tutur kata dan sikapnya indah, sabar, lembut, dan adil yang mendamaikan sebagai pancaran sinar Ilahi.
Siapapun orangnya yang berhubungan dengan Cak Djadi, komentarnya sama, gak sombong, enak diajak ngomong, renyah dalam bercengkrama. Terasa ada energi positif yang membuat nyaman koleganya.
Dari Presiden sampai tukang korden
Dari Mentri sampai tukang patri
Dari Gubernur sampai tukang sayur
Dari Walikota sampai sopir bus kota
Dari Bupati sampai penjual peniti
Dari Pejabat sampai rakyat
Dari Konglomerat sampai orang tak punya tempat
Dari Kampus sampai kampung
Dari anak gedongan sampai anak jalanan
Lantas timbul pertanyaan, mengapa Cak Djadi bisa bersikap demikian !
Karena sesuai doaku tiap hari, semoga semua makhluk bahagia. Dan misi hidupku adalah menebar cinta, harmoni dan keindahan. Sedangkan visi hidupku adalah mewujudkan bumi surgawi, bumi penuh cinta kasih tanpa diskriminasi.
Alhamdulillah, tiga tahun ini mendapat tugas di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Terimakasih sudah mau membaca hingga berbuih rahayu sagung dumadi.