Ngaji Isuk Edisi 7 Jilbab dan Ayah
Oleh Ustadz Muhammad Barid Sadan, M.Pd.I.,
(Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonokromo)
Bismillah Alhamdulillah Wasyukru ‘Alaa Ni’matillah, Semoga Allah SWT memberikan keberkahan bahagia dunia akhirat pada kita semua, Aamiin.
Sahabat Ngaji Isuk, Jilbab adalah satu dari sekian bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah swt untuk mencapai kemuliaan dihadapan-Nya QS. Al-Ahzab ayat 71 :
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Artinya :“Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.”
Ketaatan berjilbab disampaikan Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 :
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ
Artinya :“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”
Jilbab adalah bagian dari pakaian wanita shalihah, selain untuk menutup aurat, juga sebagai keindahan demikian firman Allah ta’ala dalam QS. Al-A’araf ayat 26 :
يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا
Artinya :“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu.”
Selain wujud keta’atan seorang hamba kepada Rabnya, Jilbab juga merupakan wujud kasih sayang anak perempuan kepada orangtuanya yang menunjukkan sebagai anak yang shalihah yang bisa menjadi penghalang untuk orangtuanya dari neraka dan memudahkan untuk masuk surga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ »
Artinya :“Saya didatangi oleh seorang wanita miskin yang membawa kedua anak gadisnya. Lalu saya memberikan makanan kepada mereka berupa tiga buah kurma. Wanita itu memberikan setiap sebiji kurma itu kepada kedua anaknya dan sebuah lagi diangkat lagi ke mulutnya. Namun, kedua anaknya itu meminta kurma yang hendak dimakannya tersebut. Kemudian wanita tadi memotong buah kurma yang hendak dimakan itu menjadi dua bagian dan diberikan pada kedua anaknya.”
Keadaan wanita itu membuat saya takjub, maka saya beritahukan perihal wanita itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk wanita itu masuk surga karena perbuatannya atau akan dibebaskan juga dari siksa neraka.” (HR. Muslim).
Juga Rasulullah SAW menunjukkan kedekatannya ketika di surga bersama orang tua yang memiliki dua anak perempuan yang dijaga dan dididik dengan baik karena Allah swt, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ (وَضَمَّ أَصَابِعَهُ)
Artinya :“Siapa yang mendidik dua anak perempuan hingga ia dewasa, maka ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia ….” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekatkan jari jemarinya”. (HR. Muslim). Artinya, begitu dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Allah SWT selalu menjaga dunia akhirat kita semuanya, Aamiin.
Surabaya, 19 Safar 1446 H/23 Agustus 2024 M.
