Thursday, June 12, 2025
spot_img
CleanTexs
20240303_141948
agaddhita
UMcmps
iklan_klikmu2025
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow
Shadow

Inspirasi Kehidupan : Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits 

Inspirasi Kehidupan : Deep Learning dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits 

Oleh Ustadz Drs. Najib Sulhan, MA.

(Penulis Buku, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mulyorejo)

Perkembangan pendidikan akan terus bergerak. Kurikulum pun sering berganti nama, namun sesungguhnya konsepnya tidak pernah berubah. Kerangka utama pendidikan abad 21 ada 3 hal, yaitu penguatan karakter, pembudayaan literasi, dan pengembangan kompetensi terhadap beragam potensi. Ketiga konsep ini berakar dari Al-Quran dan Al-Hadits.

Bicara penguatan karakter, merupakan tugas Rasulullah SAW ke dunia, yaitu menyempurnakan akhlak manusia, (liutammima makarimal akhlak). Umar bin Khattab mengatakan, bahwa belajar adab, kemudian belajar ilmu (ta’addabu tsumma ta’allamu). Imam malik juga berpesan, pelajari adab sebelum belajar ilmu (ta’addabu qobla an tata ‘allamal ‘ilmu). Betapa penting akhlak, adab, moral, juga karakter.

Pembudayaan literasi merupakan konsep mendengar, melihat, yang diolah di hati dan bisa berbuah aksi. Di Australia disebuat dengan “Y Card”, yaitu “sounds like, looks like, dan feels like”. Dasarnya, surat An-Nahl ayat 78, bukan sekedar transfer of knowledge, tetapi transformasi of knowledge. Inilah salah satu hasil yang diharapkan pada pendekatan deep learning.

Demikian juga terkait dengan pengembangan kompetensi. Sesungguhnya, seorang guru harus memiliki kekuatan fisik juga pikiran dan tidak kalah penting adalah amanah dalam menjalankan tugas. Konsep ini tergambar di dalam Al-Qur’an surat Al-Qoshoh ayat 26.

Gagasan Mendikdasmen Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., sangat brilian. Bukan mendahulukan untuk menamai kurikulum, tetapi yang didahulukan adalah pendekatan dengan menentukan kerangka kerjanya, hingga gol yang akan dicapai.

Dalam kerangka kerja deep learning ada 4 hal yang menjadi perhatian, yakni:

Pertama, Kerangka pembelajaran dengan mengedepankan praktik pembelajaran, lingkungan pembelajaran yang kondusif, pemanfaatan digital, dan membangun kemitraan pembelajaran.

Kedua, Pengalaman belajar dengan tiga siklus yang perlu diperhatikan, yaitu memahami; Apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan merupakan bentuk literasi (Q.S. An-Nahl: 78). Selanjutnya mengaplikasikan, yaitu wujud dari praktik yang difahami. Berikut, merefleksikan apa yang sudah dilakukan. Tentunya untuk perbaikan berkelanjutan.

Ketiga, Prinsip pembelajaran yang meliputi tiga hal; Mindful learning atau pembelajaran berkesadaran. Selain guru sadar tentang kondisi murid, juga sadar dengan membuat persiapan.

Hal menjadikan murid sadar dan berkeinginan untuk belajar. Selanjutnya, meaningful learning, proses pembelajaran memberikan kebermanfaatan kepada siswa dalam kehidupan nyata. Tidak kalah penting adalah joyful learning, penyajian materi disampaikan dengan cara yang menyenangkan.

Keempat, Ada target lulusan yang dikenal dengan dimensi profil lulusan; Ada delapan target lulusan dari pendekatan deep learning ini, yaitu iman dan bertaqwa, kewargaan, kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, kemandirian, kesehatan. Jika kerangka kerja ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, hasilnya dahsyat.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles