29.2 C
London
BerandaAgamaPesan Pak-Je : Mendukung Calon Pemimpin tetapi Tidak Memuji, Sebuah Pendekatan Bijaksana

Pesan Pak-Je : Mendukung Calon Pemimpin tetapi Tidak Memuji, Sebuah Pendekatan Bijaksana

Mendukung Calon Pemimpin tetapi Tidak Memuji, Sebuah Pendekatan Bijaksana

Oleh Ustadz Muhammad Jemadi, MA.

(Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya)

Dalam kehidupan politik dan sosial, mendukung calon pemimpin adalah hal yang wajar, terutama ketika kita merasa calon tersebut memiliki visi yang sesuai dengan kepentingan masyarakat luas. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara mendukung dan memuji secara berlebihan. Mendukung adalah sikap yang konstruktif, sedangkan memuji yang berlebihan bisa mengarah pada kultus individu, yang justru dapat merugikan demokrasi.

Mengapa Mendukung tanpa Memuji?

Di Indonesia, kita sering menyaksikan bagaimana politisi atau pemimpin dipuji tanpa henti oleh para pendukung mereka, hingga seolah-olah mereka tidak memiliki kekurangan. Hal ini, sayangnya akan menghambat proses evaluasi kritis terhadap calon tersebut. Pujian berlebihan bisa menciptakan ilusi sempurna, sehingga calon pemimpin merasa tidak perlu lagi mendengar kritik atau saran.

Sebuah contoh yang relevan adalah pada masa pemerintahan orde baru, di mana pemujaan terhadap sosok tertentu mengakibatkan kurangnya ruang bagi kritik konstruktif. Akibatnya, kebijakan yang dikeluarkan lebih sering bersifat top-down tanpa pertimbangan mendalam dari masyarakat. Pada akhirnya, hal ini tidak hanya merugikan demokrasi tetapi juga menghambat proses pembangunan yang inklusif.

Mendukung dengan Kritik Konstruktif

Mendukung seorang calon pemimpin seharusnya tidak membuat kita kehilangan objektivitas. Seorang pendukung yang bijaksana akan tetap memberikan ruang untuk kritik, saran, dan evaluasi terhadap tindakan maupun kebijakan calon tersebut. Kritik konstruktif justru memperkuat calon tersebut, karena mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan memperbaiki diri dari waktu ke waktu.

Sebagai contoh, ketika mendukung seorang calon Gubernur atau Walikota, kita bisa memantau janji kampanye mereka dan bagaimana mereka berencana mewujudkannya. Apabila ada janji yang dirasa kurang realistis, kita bisa menyuarakan kekhawatiran tersebut tanpa harus menjatuhkan. Dengan demikian, kita tetap menjadi bagian dari proses demokrasi yang sehat, dimana dialog terbuka lebih diutamakan daripada sekadar menyanjung.

Bahaya Pemujaan Terhadap Satu Tokoh

Pujian yang berlebihan kepada seorang calon pemimpin dapat menimbulkan fenomena cult of personality atau pemujaan individu. Ini adalah situasi dimana tokoh tersebut dianggap sebagai sosok yang tidak bisa salah, dan semua tindakannya dianggap benar. Dalam beberapa kasus di dunia, fenomena ini telah menyebabkan runtuhnya sistem pemerintahan yang seharusnya bertumpu pada checks and balances.

Seorang pemimpin yang dikelilingi oleh pujian tanpa kritik bisa menjadi arogan dan tidak lagi peka terhadap kebutuhan masyarakat. Mereka cenderung membuat keputusan tanpa konsultasi yang baik, merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan adalah tepat. Pemerintahan yang otoriter sering kali dimulai dengan cara ini, ketika pemimpin tidak lagi merasa perlu mendengarkan kritik dari pihak lain.

Menjadi Pendukung yang Bijak

Sebagai masyarakat yang berperan dalam memilih pemimpin, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung mereka dengan cara yang cerdas dan terukur. Dukungan yang diberikan harus berdasarkan program kerja, integritas, dan kapasitas calon tersebut dalam memenuhi janji-janjinya. Sementara itu, kita tetap perlu menjaga sikap kritis, memastikan bahwa calon tersebut terus berupaya melakukan yang terbaik untuk rakyat.

Ketika calon pemimpin membuat kesalahan, kita harus siap memberikan kritik dengan cara yang membangun, bukan malah menutupinya dengan pujian yang tidak perlu. Pada saat yang sama, ketika mereka membuat keputusan yang baik, kita tentu perlu mengapresiasi tanpa menjadikannya bahan untuk menyanjung secara berlebihan. Ini adalah keseimbangan yang harus dijaga oleh setiap pendukung.

Kesimpulan

Mendukung calon pemimpin adalah bagian penting dari proses demokrasi, namun itu tidak berarti kita harus memujinya tanpa batas. Dukungan yang sehat melibatkan apresiasi, kritik, dan dialog yang terbuka. Dengan cara ini, kita membantu menciptakan iklim politik yang lebih transparan, dimana pemimpin dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat yang kritis dan peduli. Pada akhirnya, ini akan menghasilkan pemerintahan yang lebih efektif dan akuntabel.

“Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, mari kita dukung calon pemimpin dengan bijak, tetap kritis, dan selalu mengutamakan kepentingan masyarakat di atas segalanya.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini