Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW
Oleh Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I.
(Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonokromo, Pimpinan Redaksi Kabar Berita Nusantara)
Perjalanan hidup Rasulullah SAW dan perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam menjadi kisah yang tak pernah usai. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari kelahiran beliau, yang kita kenal sebagai Maulid Nabi Muhammad SAW.
Lebih dari sekadar perayaan, Maulid adalah momen untuk merenung dan merefleksikan kembali ajaran dan keteladanan yang beliau wariskan kepada kita.
Mengenal Kembali Sosok Rasulullah
Rasulullah SAW adalah sosok yang amat istimewa. Beliau bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang pemimpin, ayah, suami, sahabat, dan teladan sempurna bagi seluruh umat manusia.
Kisah hidupnya dipenuhi dengan pelajaran berharga: “Dari kesabaran dalam menghadapi rintangan, ketulusan dalam berdakwah, kasih sayang terhadap sesama, hingga integritas yang tak tergoyahkan”.
Setiap ajarannya mengajarkan kita tentang bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik. Beliau mengajarkan pentingnya kejujuran, adil, dan kasih sayang, tidak hanya kepada sesama muslim, tetapi kepada semua makhluk. Beliau mencontohkan bagaimana mengelola amarah, bagaimana memaafkan, dan bagaimana menyebarkan kedamaian dalam setiap langkah.
Refleksi di Tengah Zaman Modern
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, sering kali kita lupa akan nilai-nilai luhur yang telah diajarkan Rasulullah. Kita terkadang terjebak dalam ambisi duniawi dan melupakan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Allah SWT. Maulid Nabi adalah pengingat bagi kita semua untuk kembali ke jalan yang lurus.
Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya tidak berhenti pada perayaan seremonial. Lebih dari itu, marilah kita jadikan momen ini untuk:
Pertama, Menghidupkan kembali Sunnah beliau. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti tersenyum, berucap salam, atau menjaga kebersihan.
Kedua, Meningkatkan akhlak dan budi pekerti. Terapkan sifat-sifat mulia Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, seperti sabar, jujur, dan ikhlas.
Ketiga, Memperbanyak sholawat. Bersholawat adalah bentuk cinta kita kepada beliau, sekaligus doa agar kita senantiasa mendapat syafaatnya di hari akhir kelak.
Keempat, Menyebarkan kasih sayang. Berbuat baiklah kepada siapa saja, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial.
“Jadilah agen perdamaian dan kebaikan di tengah masyarakat”.
Meneladani Jejak Kaki Sang Teladan
Maulid Nabi adalah waktu yang tepat untuk memperbarui niat dan komitmen kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mari kita jadikan peringatan ini sebagai titik balik untuk kembali meneladani jejak kaki Sang Teladan. Setiap langkah yang kita ambil, setiap kata yang kita ucapkan, dan setiap perbuatan yang kita lakukan, semoga selalu mencerminkan ajaran dan akhlak Rasulullah SAW.
Dengan begitu, Maulid Nabi tidak hanya menjadi perayaan tahunan yang meriah, tetapi menjadi momen transformasional yang terus menghidupkan dan mengamalkan nilai-nilai luhur Islam yang dibawa oleh junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang secara langsung maupun tidak langsung menyinggung tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk menjadikan beliau sebagai panutan hidup, yaitu:
1. Surah Al-Ahzab Ayat 21; Ini adalah ayat yang paling sering dikutip untuk menjelaskan tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya :“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Ayat ini menegaskan bahwa perilaku, ucapan, dan tindakan Rasulullah adalah uswah hasanah atau teladan yang baik. Teladan ini ditujukan khususnya bagi mereka yang beriman kepada Allah, mengharapkan hari akhir, dan senantiasa mengingat-Nya.
2. Surah Al-Qalam Ayat 4; Ayat ini secara spesifik memuji akhlak Nabi Muhammad SAW.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya :”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4).
Ayat ini menunjukkan bahwa akhlak Rasulullah adalah akhlak yang agung dan mulia, yang menjadi landasan bagi semua tindak tanduknya.
3. Surah At-Taubah Ayat 128; Ayat ini menggambarkan betapa besar kasih sayang dan perhatian Nabi Muhammad kepada umatnya.
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya :“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Ayat ini menyoroti sifat penyayang dan belas kasihan Rasulullah, yang membuat beliau amat peduli terhadap penderitaan dan keselamatan umatnya. Sifat ini menjadi contoh nyata bagaimana seorang pemimpin harus berempati dan mengayomi rakyatnya.
Secara keseluruhan, dalil-dalil Al-Qur’an ini mengajarkan kita bahwa meneladani Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar anjuran, melainkan sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan mencontoh akhlak dan perilaku beliau, kita diharapkan dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jum’at, 5 September 2025, Masjid Al-Hamid, Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Wonokromo.







