Banda Aceh, kartanusa – Gubernur Daerah Istimewa (DI) Aceh, H. Muzakir Manaf, instruksikan pengawasan ketat terhadap maraknya praktik kenaikan harga sembako dan penyalahgunaan distribusi BBM di tengah penanganan bencana alam hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah kabupaten di Aceh. Jum’at (05/12/2025).
Ia dengan tegas meminta agar aparat mengawal ketat ruko kelontong dan para pedagang yang memanfaatkan situasi. Ia juga menyoroti tentang antrean BBM di SPBU yang berujung pada penjualan kembali oleh oknum masyarakat.
“Ini kesempatan yang harus kita cegah. Jangan sampai mencekik leher orang.” Ujarnya.
Lebih lanjut, Mualem, sapaan akrabnya, menyampaikan situasi lapangan yang disebutnya sangat berat, terutama di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen.
“Terdapat kampung-kampung yang hilang terseret banjir bandang.” Imbuhnya.
Mualem juga memberi perhatian serius terhadap titik penyeberangan darurat seperti di Jembatan Kuta Blang. Ia meminta kepada Basarnas dan Dinas Perhubungan mengambil alih operasional perahu kecil setelah insiden jatuhnya korban akibat tingginya arus.
Untuk percepatan distribusi logistik, lanjutnya, ia menginstruksikan pemindahan arus pengambilan sembako dari Banda Aceh ke Krueng Geukueh dan Bandara Malikussaleh sehingga lebih dekat dengan daerah terdampak.
“Selain itu, kebutuhan tenda dan air bersih diminta dipenuhi segera, karena masih sangat kurang di banyak titik pengungsian.” Tandasnya.
Sementara itu, dalam rapat evaluasi harian yang dipimpin Sekda Aceh, M. Nasir, disebutkan perkembangan terbaru dari bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, yaitu 349 orang meninggal, 92 orang hilang, dan 842 titik pengungsian dengan total 194.233 KK atau 775.346 jiwa.
Sekda juga mengapresiasi terhadap kinerja lintas sektor yang terus bekerja di lapangan. Konektivitas transportasi yang sangat membantu percepatan penanganan.
“Peran konektivitas transportasi yang sangat membantu percepatan penanganan.” Ujarnya.
Senada, dalam kesempatan tersebut juga, Dinas Perhubungan Aceh melalui Sekretarisnya, Teuku Rizki, melaporkan pergerakan armada laut yang menjadi salah satu tulang punggung evakuasi dan distribusi.
“KMP Ekspres Bahari dilaporkan pulang ke Banda Aceh dengan mengangkut 177 warga dari Pelabuhan Krueng Geukueh dan Langsa pada Jumat hari ini.” Ujarnya.
Sementara KMP Wira Loewisa juga telah membawa logistik LPG dan BBM. Kapal KN Antares juga telah berangkat menuju Krueng Geukueh dengan membawa bantuan 80 ton untuk selanjutnya dikirim ke Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang.
“Di sisi darat, jaringan jalan utama masih terputus di sejumlah titik. Ruas Meureudu ke Bireuen ditargetkan normal kembali pada 12 Desember. Sementara akses KKA ke Bener Meriah dilaporkan tersisa 18 kilometer.” Imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut juga, pihak PLN melaporkan bahwa jalur Arun ke Bireuen diupayakan kembali aktif pada Minggu, sehingga defisit pasokan listrik mulai berkurang.
Sedangkan dari pihak Pertamina memastikan distribusi BBM ke wilayah terisolir tetap dilakukan melalui jalur udara, serta pasokan LPG dengan kapasitas 45 ribu tabung 3kg telah tiba di Pelabuhan Ulee Lheue untuk segera disalurkan ke SPBE. (Humas/Gus).







