Mojokerto, liputanmu – Adventure Edisi 5, Mengulang pendakian yang ke empat di Mt. Tanggung (1.458 mdpl) pada bulan April 2025 yang lalu, kali ini team adventure Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo mencoba jalur yang lebih menantang dengan bonus pemandangan alam yang tidak kalah indahnya. Sabtu (10/05/2025).
“Tujuan trip kali ini adalah Bukit Cendono yang memiliki 2 puncak, yaitu Bukit Cendono (938 mdpl) dan Puncak Cendono (1.131 mdpl), yang terletak di Desa Kemiri Kecamatan Pacet, Mojokerto.” Ujar Ustadz Muriansa, SE., Bendahara PCM Wonokromo, sekaligus koordinator team di setiap acara pendakian.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa diantara team adventure PCM Wonokromo, dirinya adalah anggota team paling yang sepuh dan memiliki banyak pengalaman naik gunung yang telah digeluti semasa muda dulu hingga sekarang.
Sebelum diamanahi untuk membentuk team adventure PCM Wonokromo ini, dirinya masih sering melakukan pendakian tidak bermalam (Tektok), pagi berangkat dan turun menjelang sore, di beberapa gunung kecil di daerah Trawas dan Pacet, Mojokerto.
“Acara pendakian yang tiap bulan sekali diadakan oleh PCM Wonokromo ini, sudah banyak terdengar dan direspon beberapa PCM dan PRM di luar Wonokromo yang tertarik untuk ikut bergabung. Namun, hingga menjelang acara pendakian yang kelima ini, belum ada yang bisa ikut bergabung, InsyaAllah pada trip berikutnya.” Tegasnya.

Untuk trip kali, hanya diikuti 8 orang dari PCM Wonokromo dan siap berkumpul di Komplek Muhammadiyah Gadung pada pukul 06.45 WIB, team adventure meluncur ke Basecamp Cendono dengan menggunakan 2 mobil.
Setelah melakukan registrasi di Basecamp Cendono dan berdoa bersama untuk memohon kepada Allah SWT agar pendakian ke Bukit Cendono dan kembali lagi ke basecamp, diberikan kemudahan, kelancaran dan keselamatan untuk semua anggota team.
“Tepat pukul 9.30 WIB, team Adventure berangkat memasuki gerbang pintu masuk jalur pendakian, menyusuri sungai kecil di sisi kiri jalan setapak yang masih landai dan agak becek, bekas hujan kemarin sore.” Katanya.
Menurut info dari penduduk setempat, ternyata beberapa hari sebelumnya, di daerah Pacet ini masih turun hujan, dan ini menjadi tantangan bagi team adventure untuk menuju puncak.
“Cuaca cukup cerah dan butuh waktu hampir 3 jam dan tepat pukul 12.30 WIB, seluruh anggota team baru bisa mencapai Bukit Cendono (938 mdpl).” Imbuhnya.
Jalur menuju Bukit Cendono ini cukup bervariatif, kadang melewati jalur landai yang memanjakan mata dengan pemandangan indahnya. Melewati jalan setapak yang berbatu, kadang juga dimanjakan dengan jalur landai karena melewati punggungan bukit, dan kadang juga melewati tanjakan yang cukup panjang, yang menguras stamina dan membuat nafas jadi ngos-ngosan.
“Istirahat sebentar, membuka bekal dan makan siang bersama, diselingi canda sambil menikmati kopi panas plus pisang goreng yang dibawa dari rumah, menjadi moment kebersamaan dan kesan tersendiri bagi semua anggota team.” Ungkapnya.

Dari seluruh anggota team, hanya Ustadz Muriansa saja yang sudah pernah ke Bukit Cendono sebanyak 2 kali, tapi beliau belum pernah mencapai Puncak Cendono. Setelah diskusi kecil, pukul 13.10 WIB, akhirnya disepakati untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Puncak Cendono (1.131 mdpl).
“Menurut informasi dari pendaki yang turun dan ditemui saat team naik ke puncak, membutuhkan waktu sekitar 1 – 1,5 jam, itu tergantung fisik dan stamina.” Tegasnya.
Di area camping ke 4 , sebelum Puncak Cendono, team Adventure sempat rehat sebentar untuk untuk mengatur nafas dan saling memotivasi sesama anggota team, karena terpampang jelas di depan mata, jalur setapak yang cukup terjal dan jalur yang membuat ciut hati seorang pendaki yang tidak siap mental menghadapi tantangan.
Setelah 1 jam mendaki, tepat pukul 14.10 WIB, semua anggota team berhasil mencapai Puncak Cendono (1.131 mdpl). Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak terhingga, bisa menikmati ciptaan-Nya yang begitu indah, walaupun harus bersusah payah untuk mencapainya.
“Hampir 25 menit di puncak, setelah puas foto bersama, team bergegas segera turun kembali ke basecamp agar tidak kemalaman di jalur pendakian.” Pungkasnya. (Muri).